[31]

1.7K 197 15
                                    

Happy reading

MAAF

Sunoo kini tengah berada di suatu tempat, tempat yang amat ia hindari selama ini. Tempat yang dapat mengingatkannya dengan masa lalunya.

Kini ia tengah menatap sebuah makam, yang kini tepat berada didepannya. Makam yang jarang ia   ziarahi namun ia rindukan, tetapi menyimpan luka juga baginya. Ya, itu makam kedua orang tuanya yang telah tiada karnanya.

" Bang, ngapain bawa Sunoo kesini. ayok kita pulang, " ucapnya membelakangi Heeseung.

" Noo, " panggilnya.

" Sunoo bilang, ayok kita pulang!! " pekiknya.

Heeseung tau bahwa akan jadi seperti ini, maka dari itu ia tidak memberi tahu Sunoo terlebih dahulu.

" Noo, abang mohon jangan seperti ini. Abang tau kamu pasti merindukan mereka, begitu pun mereka pasti merindukan anaknya yang sudah lama mereka nantikan untuk menziarahinya. " ujar Heeseung.

Sunoo ia hanya menunduk diam ditempatnya, enggan untuk menatap sang abang. Kristal bening itu jatuh dari pelupuk mata indahnya, ya dia benar2 sangat merindukannya. Namun disisi lain, jika ia melihat makam orang tuanya rasa bersalah dan penyesalan timbul kembali dalam dirinya. Maka dari itu ia jarang bahkan tidak pernah mengunjungi makamnya, jika ia merindukannya ia hanya bisa menatap langit sambil menangis.

" Abang tau kan, kenapa Sunoo tidak mau kesini. Abang ngertikan, " lirihnya.

" Merindukan?, tidak akan ada seorang pun yang akan merindukan seseorang yang telah merenggut nyawa mereka. Jadi untuk apa seorang pembunuh seperti Sunoo mengunjungi mereka bang, Tidak seharusnya Sunoo menginjakan kaki ini dimakam mereka. " lanjutnya.

" SUNOO!! " pekik Heeseung.

" Apa bang!, memang benarkan Sunoo yang membunuh Papa dan Mama. Secara tidak langsung Sunoo yang sudah menghilangkan nyawa mereka bang, Sunoo pembunuhnya bang, Sunoo. " lirihnya, menjatuhkan tubuhnya ditanah. Begitu sakit baginya ketika mengingat ini, ia masih tidak bisa menerima kebodohannya yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya.

Heeseung memeluk tubuh adiknya yang bergetar, mendekapnya dalam pelukan hangatnya, ini yang ia takutkan. Bukan ini maksud ia membawa Sunoo kemari, melainkan ia hanya ingin melihat Sunoo melepas rindunya kepada orang tuanya, dan melupakan kejadian itu dan terbiasa untuk pergi kemakam orang tuanya lagi.

" Noo, abang mohon kamu jangan berbicara seperti itu. Kamu bukan pembunuh, semua itu sudah takdir itu bukan kesalahanmu. Tolong jangan terus menyalahi dirimu lagi. " pinta Heeseung, hatinya begitu sakit melihat Sunoo yang terus saja menyalahi dirinya seperti ini atas kejadian itu. Ia binggung harus bagaimana lagi, agar Sunoo dapat melupakan kejadian itu.

" Maaf jika abang memaksamu untuk datang kemari, abang tidak ada maksud membuatmu menjadi seperti ini. Jika kamu belum siap untuk melihat makam orang tua kita, kita bisa pulang sekarang. " ujar Heeseung, menenangkan tubuh bergetar adiknya.

Heeseung menggiring Sunoo untuk bangun dari tempat itu, dan hendak pergi dari area pemakaman tersebut. Namun secara tiba2 Sunoo menghentikan langkahnya, yang membuat Heeseung pun ikut terhenti.

MAAF  ||  KIM SUNOO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang