[40]

1K 92 3
                                    

Happy reading

MAAF

Seorang pemuda terbangun, ia sedikit merenggangkan tubuhnya. Agar otot-ototnya berkerja, namun entah kenapa ia malah merasa Nyeri pada tubuhnya, padahal ia baru saja beristirahat.

Ia mendudukan tubuhnya diatas kasur, kepalanya terasa sedikit berdenyut saat ini. Sakit dikepalanya benar-benar membuatnya tidak fokus. Saat sedang mencoba untuk menimalisir rasa pusing yang ia terima dengan memijat keningnya, sesuatu menetes diatas Celana yang ia kenakan.

Ia menyentuh hidungnya, "Ahh, mimisan lagi ternyata." jawabnya santai. Karna memang dia sudah sering mengalaminya, Ia jadi terbiasa.

Ia sedikit terkekeh, melihat tangannya. "Ternyata cukup banyak, kau tidak cape keluar?" ia berbicara pada darah yang terus mengalir dari hidungnya itu.

Ia menatap pantulan dirinya dari cermin, ia tersenyum kecut melihat pantulan dari dirinya yang terlihat kacau dengan darah yang mengotori pakaiannya.

"Kau tampak menyedihkan ya? Tubuhmu semakin kurus ternyata, apakah sakit hmm?" berdiri didepan cermin, seolah-olah tengah berbicara pada bayangan yang berada di dalamnya.

Ia menyentuh wajah yang berada dicermin itu, membuat darah yang berada di tangannya Menempel pada cermin.

Tok... Tok... Tok

"Bang? Sudah bangun?"
"Aku masuk ya?" ujar seseorang dari balik pintu.

Sang tuan kamar yang mendengar seketika panik.
"JANGAN!" teriaknya. Orang yang telah memegang hendel pintu itu pun berhenti.

Ia mengangkat alisnya.

"Emm, maksudnya tunggu. Kamu tidak perlu masuk abang sedang berganti pakaian." ujarnya, spontan membuat alasan yang terlintas di kepalanya.

"Ada apa memang Rik?" Sunoo bertanya, pada seseorang dibalik pintu yang ia yakin itu si bungsu Riki.

"Oh, itu. Sepertinya Ini sudah waktunya makan malam, jadi sebelum Riki kebawah Riki ingin bangunkan bang Sunoo terlebih dahulu." jelasnya. Dengan baju tidur biru dongker yang ia kenakan, ia membangunkan abangnya itu.

Sunoo mengangguk, lalu memberi jawaban pada adiknya itu.
"Iya, kamu turun saja terlebih dahulu. Abang masih sibuk memilih-milih baju." ujarnya. Menggosok cermin yang ia kotori dengan darahnya tadi, menggunakan bajunya.

Riki hanya mengangguk, namun ia sedikit berfikir. Bukankah abangnya itu sudah mandi tadi dan mengenakan baju tidurnya sore tadi, kenapa ia berganti pakaian lagi.

Dengan pikiran yang masih berkecamuk di otaknya, ia tidak menyadari kehadiran Jungwon yang sudah berada di sampingnya.

"Ngapain disini? Bang Sunoonya belum bangun?!" membuyarkan yang di fikirkan oleh Riki, ia menengok kearah lawan bicaranya.

"Ga, udah bangun kok. Kita kebawah aja langsung." ujarnya, Jungwon tampak mengerutkan keningnya.

"Katanya kita disuruh duluan, abang Ingin berganti pakaian dulu." jelasnya atas kebingungan yang Jungwon alami. Ia hanya mengangguk sebagai jawaban.

MAAF  ||  KIM SUNOO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang