"Makanan kesukaan kamu apa?" tanya Rain.
Malam minggu ini, Rayner mengajak Rain jalan-jalan. Mereka memutuskan untuk main ke mall di pusat kota. Belanja berbagai macam pakaian, makan, dan mungkin akan pergi menonton. Saat ini keduanya tengah melihat-lihat baju di salah satu store pakaian.
"Aku suka, hmm, makan kamu."
Gadis yang sedang melihat-lihat kaos crop itu segera menoleh ke kanan dan ke kiri, takut ada seseorang yang berada di sekitar mereka dan mendengar ucapan kurang ajar Rayner. Begitu tidak menemukan orang yang berdiri di dekat mereka, Rain memukul bahu Rayner kesal.
"Aku ga boong." kata Rayner sambil meringis.
"Makanan yang bisa kamu kunyah, terus kamu telen, dan dicerna sama enzim-enzim dalem tubuh kamu, Rayner. Aku mana bisa kamu kunyah, terus di telen?" kata Rain gemas.
"Kamu bisa dijilat, diisep, dicelup-celup." kata Rayner pelan.
Rain melempar pakaian pilihannya dan langsung ditangkap oleh Rayner yang tertawa. Gadis itu melangkah menjauh dengan wajah memerah, karena tanpa sadar membayangkan apa yang tadi Rayner ucapkan.
"Aku suka makan scramble egg pake lada sama butter rice." Rayner merangkul pinggang Rain setelah mengatakan makanan kesukaannya.
"Minumnya? Selama ini yang aku liat kamu suka apa aja sih, ga kayak aku yang demen banget susu stroberi."
"Iya, aku apa aja."
"Okey! Aku bakal inget."
"Kenapa emang?"
"Aku mau belajar bikin makanan kesukaan kamu."
Rayner terkekeh. "Udah siap jadi Mrs. Dexalion?"
"Menurut kamu, aku udah cocok belum?" Rayner mengangguk mantap.
Rain berhenti saat menemukan helaian kaos yang menarik perhatiannya. Ia melihat-lihatnya dengan Rayner berdiri di belakangnya.
"Cocok, Rain. Aku bakal nerima kamu apa adanya. Maksudnya kayak, aku punya kekurangan, kamu juga punya, dan kita bisa saling melengkapi kan?"
Gadis itu terkekeh pelan sambil meraih salah satu kaos dengan ukurannya. Ia berbalik dan memberikannya kepada Rayner, kemudian mendongak menatap Rayner.
"Lucu ga sih? Kita bahas sesuatu yang serius, tapi dengan posisi aku lagi belanja dan kamu ngintilin aku kemana-mana?"
Tangan besar Rayner mengusap kepala Rain gemas. "Biar dibawa santai, Rain. Kamu kalo diajak bahas yang serius, kita duduk hadap-hadapan, bawaannya langsung ketakutan sih."
"Maaf." Rain berbalik dan melangkah melihat pakaian lain. "Aku tuh sebenernya pengen, Ray, tapi aku takut sama semua kemungkinan terburuknya. Ternyata kita ga cocok, berbeda pendapat, dan berakhir berantem, dan perceraian? Atau aku gabisa layanin kamu dengan baik sebagai istri. Aku takut nyesel juga kalo nikah kecepetan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Raynerain
RomanceRayner and Rain season 2. 21+ Rain pikir, perasannya untuk Rayner sudah hilang setelah hampir enam tahun tidak berhubungan. Nyatanya, ketika ia tanpa sengaja bertemu kembali dengan laki-laki itu, jantungnya masih bereaksi sama seperti dulu.