41.

39.3K 2.2K 292
                                    

halo... ada kah yang kangen?😔

Di malam hari ini, dengan dress selutut berwarna krem, Rain berjalan berdampingan dengan Rayner yang memakai kemeja berwarna hitam. Keduanya melangkah santai menuju pelaminan, dimana Emely dan Chris berdiri.

"Selamat ya, semoga anaknya sehat selalu dan jadi orang yang bener." doa Rain dengan pelan sambil meremat tangan Emely. "Uh, by the way, don't play with me, Girl." Rain tersenyum manis. Emely hanya membalasnya dengan senyum miring.

"Besok-besok pake kondom." bisik Rayner pada Chris yang hanya terkekeh.

Setelahnya keduanya turun. Rayner mengajak Rain menuju bagian makanan berat, karena wanita itu belum makan malam.

"Mau makan apa?" tanya Rayner sambil mengelus pinggang Rain yang dirangkulnya.

"Nggamau makan disini." Rain mendongak menatap Rayner.

"Yaudah, mau makan dimana hm?"

"Mau di Zenbu."

"No sashimi okay?"

"Aye aye, Captain."

"Adorable." Rayner tersenyum gemas sambil mengusap kepala Rain.

"Aku tau." Rain menyibak rambutnya sombong.

"Rainy as always." kata Rayner sebal.

Ketika keduanya telah berada di dalam mobil, Rayner tiba-tiba nyeletuk iseng. "Ganti panggilan baby kita yuk?"

Rain menoleh dengan cepat dengan raut syok. "Lohhh, kenapaa? Tobeli lucu tauu, gamau ganti ah. Pokoknya Tobeli aja. Soalnya kan aku suka stroberi."

"Kayak gimana gitu abisnya. Masa Tobeli? Kalo yang di dalem cowok gimana? Tobeli cewek banget."

"Ah kamu maaah." Rain merengek kesal. "Suka-suka aku aja kek, kan anak aku."

Rayner berdecak. "Dia ga bakal jadi kalo gaada aku."

"Ish! Tapi kan aku yang ngandung. Aku yang bakal bawa dia kemana-mana selama sembilan bulan, aku yang bakal ngelahirin dia, aku yang—"

Kebiasaan Rayner yang suka menciumnya tiba-tiba saat ia sedang berbicara terkadang membuat Rain kesal. Wanita yang tengah hamil itu cemberut dengan melipat kedua tangannya. Ia menoleh ke luar jendela, membiarkan Rayner lanjut menyetir ketika kendaraan di depannya mulai berjalan.

"Ngambek deh, ngambek si bawel." ledek Rayner lagi.

"Berisikkk."

"Bawel."

"Apaansih."

"Bawel."

"Ah tau ah." kata Rain dengan nada bergetar menahan tangis.

Emang paling enak isengin bumil.

Rayner terkekeh dan membiarkan Rain menangis, sedangkan ia sendiri memarkirkan mobilnya di basement salah satu mall di Jakarta. Rayner memarkirkan mobilnya di paling ujung, di sebelah mobil hitam. Posisi tersebut tidak terlalu tersorot oleh cahaya lampu.

"Jadi Zenbu ngga?" tanya Rayner sambil melepaskan seatbelt-nya dan Rain.

"Ga." balas Rain singkat, padat, dan jelas membuat Rayner tertawa pelan.

"Yaudah, kita ML di sini aja gimana?"

Rain menoleh dengan raut syok dan langsung dibalas dengan ciuman lembut oleh Rayner.

"Jangan aneh-aneh deh kamu." dengus Rain setelah ciuman mereka berhasil ia lepaskan.

Rayner tertawa puas lalu melepaskan seatbelt yang dipakai Rain. Ia turun terlebih dahulu baru membukakan pintu untuk wanita cantinya yang masih ngambek itu. Tangan kanannnya menarik tangan Rain agar segera turun dari mobil, kemudian ia menekan tombol kunci pada mobilnya.

RaynerainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang