36.

54.5K 3.1K 376
                                    

hai😁

Rayner cuti hari ini. Laki-laki itu menemani Rain bertemu dokter kandungan untuk mengecek keadaannya dan usia kandungannya. Tidak lupa untuk menanyakan makanan, minuman, kegiatan, dan skin care yang boleh untuk ibu yang tengah hamil itu.

Setelah dari rumah sakit, keduanya menuju rumah orang tua Rayner. Kebetulan Delon sedang di rumah, hanya Kayna yang tidak ada, karena pergi sekolah. Mami dan papi Rayner begitu bahagia sampai menangis mendengar kabar kehamilan Rain. Alhasil, Rain jadi ikut-ikutan menangis.

Terakhir, di sini lah pasangan yang tengah berbahagia itu, di rumah Rain. Rain sudah bilang pada bunda dan papanya untuk tidak kemana-mana, karena ia ingin main.

"Bundaaa, Papaa, tebak, Rain bawa apa?" serunya ceria saat melihat kedua orang tuanya tengan menonton televisi di ruang tengah.

"Kamu dateng-dateng main teriak aja." kata Hera lalu memeluk anak gadisnya itu begitu juga dengan Awan.

Rayner memberi salam sopan kepada kedua mertuanya itu lalu duduk di salah satu sofa dengan Rain di sebelahnya. Wanita itu bergerak-gerak seperti cacing kepanasan, tidak sabar untuk memberi tahu kedua orang tuanya.

"Tebaak, Rain bawa apa?"

"Bawa Rayner?" tebak Awan tidak mau banyak berpikir.

"Ihh bukaan." Rain cemberut membuat ketiga orang lainnya tertawa.

"Bawa duit?" tanya Hera antusias.

Rayner semakin tertawa, berkebalikan dengan Rain yang semakin cemberut. Tiba-tiba Rain menoleh ke arahnya dan menatapnya sinis sebelum matanya berkaca-kaca, persis seperti malam kemarin.

Rayner langsung panik dan berhenti tertawa. Ia merangkul Rain dan menepuk-nepuk bahunya sambil menggumamkan kata maaf. Rayner kembali mengingat perkataan dokter yang mengatakan kalau ibu hamil cenderung sensitif dan mood swing, jadi ia akan mewajarkan Rain yang nantinya tiba-tiba marah, nangis, kesal, dan senang.

"Yeu, ngambek." ledek Hera. "Spill aja udah, kamu bawa apaan."

Rain semakin cemberut dan memeluk Rayner dari samping membuat Rayner menggaruk tengkuknya canggung. Gimana ya, di depan mertua:,)

"Rain bawa bayi." Rain berucap singkat.

"Mana?" tanya Hera dan Awan bersamaan.

"Ya di dalem perut Rain. Ih, Bunda sama Papa mah, jadi ga mood Rain. Sebel."

"Heh ga boleh gitu." bisik Rayner. Kemudian laki-laki dengan sweeter hitam itu menatap kedua mertuanya yang ngelag. "Rain lagi hamil, Bun, Pa. Sekarang udah masuk minggu keenam."

"Ya ampun, sayangnya Bunda." Hera menarik Rain dan memeluknya erat. Ibu dua anak itu menangis tersedu sambil menggoyangkan tubuh Rain ke kanan dan ke kiri. "Selamat ya, Rain."

Sementara itu, Awan bangkit dan mendekati Rayner dan menepuk bahunya. "Selamat ya, Ray, setelah penantian panjang."

"Makasih, Pa." balas Rayner sambil tersenyum.

Setelah itu Awan ikut memeluk kedua wanita tersayangnya yang sedang menangis. Menciumi puncak kepala Rain dan mengusap-usap punggungnya.

"Rayner! Mau ini." seru Rain menghampiri Rayner yang sedang memainkan ponselnya dengan kedua sikunya bertumpu pada pegangan troli.

Laki-laki itu mendongak menatap Rain yang membawa dua bungkus jeli inaco. Ia mengantungkan ponselnya lalu mengangguk saja membuat Rain menyengir senang. Kemudian saat Rain hendak kembali mengelilingi supermarket ini, Rayner menahannya.

RaynerainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang