40.

64.1K 3K 654
                                    

🔞🔞

Rayner menatap Rain yang juga menatapnya. Wanita yang rebahan di bawah Rayner itu sudah acak-acakan. Kancing kemeja kerjanya sudah terlepas semua, menampilkan bra-nya yang berwarna merah muda yang juga telah melonggar. Kelakuan siapa? Ya Rayner.

"Muka kamu kayak udah mau ilang mood." desah Rayner sebal.

Rain tertawa lalu ia menarik tengkuk Rayner untuk mencium bibirnya. "Kasian, udah berapa hari kamu itu sendiri?" tanya Rain iseng.

Rayner mendengus. Ia mengarahkan bibirnya pada leher Rain dan membuat beberapa kissmark di sana sambil tangannya meremas buah dada Rain dengan pelan.

"Please, Rain, udah kangen banget sama Poo."

"He'em, Poo kangen juga. Ahh." Rain meremas kemeja Rayner saat laki-laki itu menghisap lembut telinganya. "Pelan-pelan ya mainnya."

"Iya, Sayang."

Kemudian Rayner membantu Rain melepaskan kemeja dan bra-nya. Ia memasukkan puting kanan Rain ke dalam mulutnya dan menghisapnya pelan. Ujung lidahnya menjentik puting yang sudah mengeras itu.

"Uhh, mmh." tangan Rain meremas rambut Rayner yang tebal dan halus itu.

Setelah membasahi kedua puting Rain, Rayner kembali lagi ke leher wanita itu. Menjilat dan menghisapnya main-main. Satu tangannya membuka kancing-kancing kemejanya. Tidak lama kemudian kemeja tersebut telah teronggok di lantai.

"Hai, Sayang." Rayner mengecup perut Rain yang sedikit membuncit. Ia juga mengelusnya pelan.

Kini Rayner membuka celana bahan yang Rain pakai. Rain mengangkat pinggulnya untuk memudahkan Rayner menarik lepas celananya sekaligus celana dalamnya. She's totally naked now.

Paha dalam Rain, Rayner kecup secara bergantian. Rayner selalu suka dengan kelembutan dari kulit Rain. Wanita itu benar-benar menjaga dan merawat tubuhnya dengan baik. Bahkan dengan vaginanya yang bersih itu.

Kepala Rain mendongak saat merasakan bibir Rayner di vaginanya. Ia mendesah halus dan semakin kencang ketika benda sensitif miliknya dimainkan dengan ujung lidah Rayner.

"Aahh, mmh, Rayy." Rain meremas pergelangan tangan Rayner yang melingkari pahanya.

Bunyi suara kecupan basah terdengar jelas dan sedikit membuat Rain malu. Apalagi ketika Rayner menghisap cairannya.

"Ahh, ahh, Rayner." Rain mengangkat pinggulnya ketika ia keluar dan Rayner menyangganya agar nanti Rain tidak kelepasan membanting pinggulnya ke bawah.

Rayner menjauhkan kepalanya dari sana dan menurunkan pinggul Rain hati-hati. Ia mengusap bibirnya dengan ibu jarinya lalu mengecup bibir Rain yang kini sedang terengah-engah.

"Gorgeous." gumam Rayner kemudian menghisap telinga Rain secara tiba-tiba membuat wanita itu berjengit dan memekik.

Sambil kepalanya bersembunyi di lekukan leher Rain, satu tangan Rayner bergerak melepas ikat pinggang dan menurunkan resletingnya. Tangan Rain terulur ke bawah, membantu Rayner mengeluarkan miliknya yang sudah keras itu.

"So hard."

"He miss you." ucap Rayner lalu memasukkan miliknya dengan perlahan.

Rain melenguh ketika merasakan miliknya penuh dengan penis Rayner. Rayner bergerak lambat dan dalam, merasakan denyutan dari vagina Rain.

"Shithh, Rainy." gumam Rayner di lekukan leher Rain.

Tiba-tiba Rayner merubah posisi mereka menjadi Rain yang di atas. Ia menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, menuntun Rain untuk bergerak.

RaynerainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang