39.

50.2K 2.7K 263
                                    

Memasuki bulan ke sepuluh, morning sickness Rain semakin parah. Kata dokter, itu hal yang normal dan akan mengurang ketika memasuki minggu ke dua belas sampai empat belas.

Seluruh keluarga besar Rain dan Rayner telah mengetahui kabar kehamilan Rain. Semuanya menyambut dengan gembira, meskipun ada satu dua orang yang biasa saja.

Selain keluarga Rain dan Rayner, teman-teman kantor mereka pun mengetahui kabar tersebut. Rain begitu senang saat teman-teman kantornya ikut senang mendengar kabar kehamilannya, termasuk Ben. Emely? Hmm.

Karena sudah memasuki hari weekend, keluarga besar Rayner mengadakan acara di rumah eyang Rayner. Seperti biasa. Sejak mengetahui kabar kehamilan Rain, eyang tidak lagi misuh-misuh tidak jelas, tapi juga tidak menyambut dengan bahagia seperti keluarga lain.

Di halaman samping rumah eyang terdapat kolam renang yang lumayan besar dan di sanalah para keluarga berkumpul. Rayner bersama sepupunya yang lain tengah berenang sambil bercanda, sedangkan Rain bersama Kayna di pinggir kolam memakan es krim.

"Kayna mau dedeknya cewek apa cowok?" tanya Rain sambil membungkus stik es krimnya karena telah habis.

"Cewekk, biar bisa Kay ajak main berbi." kata Kayna dan menyerahkan stik es krim miliknya.

"Kalo yang keluar cowok gimana?"

Kayna menopang dagunya. "Eumm," Rain yang merasa gemas mencubit pipi Kayna. "Disulap aja jadi cewek?"

Rain tertawa gemas. "Ngga bisa begitu, emangnya kita di dunia ajaib?" tanya Rain lalu berdiri. "Kayna sini aja ya? Kakak mau buang ini dulu."

Saat Rain membalikkan badannya, dari arah berlawanan ada Fira yang tengah berlari, keduanya sama-sama terkejut dan Fira belum sempat mengerem, sudah menabrak Rain, alhasil keduanya tercebur ke dalam kolam. Aya, sepupu Rayner yang tadi mengejar Fira langsung syok di tempat.

"Kak Rainn!"

"Firaa!"

"Eh, tolonginn, Fira gabisa berenangg!" seru Aya.

Rayner lebih dulu berenang ke arah keduanya dengan jantung berdetak sangat cepat. Sebenarnya, posisinya lebih dekat untuk meraih Fira terlebih dahulu, tapi ia malah terus berenang untuk menggapai Rain.

"Rayner!" seru Mira tidak terima.

Tanpa memperdulikannya, Rayner menarik tubuh Rain dan langsung memeluknya. "Rain? Rain gapapa kan? Ada yang sakit?!"

"Sakit..."

"Rayner cepet bawa naik!" seru Kara.

"Apanya sakit?" tanya Rayner cepat sambil menggendong Rain menuju atas kolam.

"Rayner, sakit, perut aku sakit." Rain menangis sambil mencengkram baju di bagian perutnya.

Rayner telah berhasil mengangkat Rain ke atas kolam dan ia menyusul naik. Ia tidak peduli lagi dengan keributan di sekitar. Fira yang hampir tenggelam, Mira yang menyalahkannya, dan Kayna yang ikut menangis melihat Rain kesakitan. Fokusnya hanya pada Rain dan anaknya.

"Sakit, Rayner."

Kedua tangan Rayner bergetar saat mengangkat tubuh Rain ke dalam gendongannya. Rasa takut dan khawatir begitu mendominasi. Ia membawa Rain langsung ke kamar diikuti Kara, Kayna, dan Kessa.

"Mi, tolong panggil dokter." kata Rayner cepat yang langsung diiyakan oleh Kara.

"Ngga papa, ngga papa oke? Tenang, Rain." Rayner menggenggam tangan Rain yang sedingin es.

Tidak lama kemudian, dokter keluarga eyang datang dan langsung memeriksa kondisi Rain dan kandungannya. Rayner berdiri di ujung kasur bersama Kessa, karena Kayna telah dibawa Kara untuk menenangkan diri.

RaynerainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang