37.

51.9K 2.9K 225
                                    

halo...

Brak!

Rayner yang sedang memainkan ponselnya sampai melompat terkejut karena suara pintu mobil yang ditutup dengan kencang. Ia mengelus dadanya tempat dimana jantungnya berdetak cepat. Kepalanya menoleh ke kiri, menatap Rain yang cemberut.

Sejak hamil, Rain itu moody-an banget. Suka tiba-tiba kesal sendiri pada hal-hal kecil atau menangis karena hal sepele. Untungnya Rayner selalu sabar dan pengertian pada wanita yang tengah hamil anaknya itu.

"Kenapa, hm?" tanya Rayner lembut sambil memasangkan seat belt Rain. Ia mengelus perut Rain yang masih rata dan mengecup pipinya.

"Tadi tuh, aku beli jus buah stroberi kaann, dibeliin OB. Terus niatnya aku bawa pulang aja soalnya maunya minum di rumah ajaa. Terus—, dengerin aku duluuu." Rain menahan Rayner yang akan mengendarai mobilnya.

Akhirnya Rayner memiringkan tubuhnya, tangan kanannya bertengger pada stir mobil dan memperhatikan wanita cantik itu bercerita.

"Terus gatau sengaja apa ngga, tadi pas aku lagi jalan ke lobi, disenggol sama Emelew ew. Ih aku kesel banget. Kesel karena jus stroberi aku tumpah-tumpah jadinya kan sayang. Yaudah deh begitu." cerita Rain panjang lebar.

"Keselnya karena gajadi minum jus stroberi?" tanya Rayner.

"Iyaaa."

"Yaudah mau beli?"

"Ngga mau, udah ngga mood lagi aku."

"Terus aku harus gimana dong biar kamu ga cemberut gini?" Rayner mencubit pelan pipi Rain.

"Mau sashimii!" seru Rain.

"Ngga boleh, Rain." balas Rayner.

"Aaah, aku mau sashimii! Ini Tobeli yang minta, harus diturutin kalo ngga nanti ileran lohh."

"Rainy, ga boleh makan yang mentah-mentah, Sayang."

Rain kembali cemberut.

"Makan pizza yuk, mau ngga?" tawar Rayner.

"Ngga mau."

"Emm, pasta?"

"Ngga mau."

"Steak? Mau yaa?"

Akhirnya Rain mengangguk membuat Rayner tersenyum senang. Laki-laki dengan kemeja yang sudah kusut di beberapa bagian itu menjalankan mobilnya menuju restoran steak kesukaan mereka.

Rain menyandarkan kepalanya di bahu Rayner. "Maaf yaa, aku ribet banget." kata Rain.

"Kenapa sih minta maaf terus? Gapapa, Rain, aku ngerti kok. Dokter udah bilang, kalo ibu hamil emang suka moody-an."

"Rayner, mau peluk." ucap Rain tiba-tiba setelah beberapa detik hening.

"Nanti yaa."

"Okay." balas Rain. "Rayner besok pake kemeja biru ya." kata Rain lagi sangat random.

"Iyaa."

"Kalo pake ijo mau?"

"Mau."

"Pink neon?" Rain mendongak, menatap Rayner.

Laki-laki itu menggaruk kepalanya. "Hmm, aku lebih suka warna yang kalem, Jelly."

"Kalo gituu, pink pastel? Baby pink? Kan warnanya kalem-kalem."

Rayner menoleh sekilas dan seketika ia menyesal melihat raut memelas Rain. Ia mendesah panjang. "Emm,"

"Gamau yaa?"

"Kalo di rumah aja mau kok." jawab Rayner akhirnya.

"Kenapa emang kalo ke kantor? Malu yaa?"

"Hhh. Yuk turun, udah sampe." kata Rayner sambil menarik rem tangan.

RaynerainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang