38.

50.3K 3K 137
                                    

Rain membuka matanya lalu melirik ke sebelah, tepat dimana Rayner masih terlelap. Ia mendekat lalu menelusup masuk ke dalam pelukan laki-laki itu dan membuatnya terusik.

"Kenapa?" tanya Rayner pelan sambil merubah posisinya menjadi miring menghadap Rain dan menepuk-nepuk punggungnya.

"Aku laperrr, jadi tiba-tiba kebangun."

"Hmm?" Rayner mulai membuka matanya dan menatap ke arah jam digital di atas nakas. Ia mendesah pelan melihat waktu yang menunjukan pukul satu dini hari.

"Aku laper." ucap Rain lagi.

"Iyaa, mau makan apa?" tanya Rayner sambil melepaskan pelukannya dan beranjak duduk dengan pelan. Ia baru tidur pukul dua belas, karena sibuk merancang bangunan.

"Mau mi ayam. Mi ayam yang di sekolah dulu." jawab Rain tanpa beban.

"Rainyy..."

"Iyaa..." balas Rain mengikuti nada ucapan Rayner.

"Kamu tau sekarang jam berapa?"

Rain ikut duduk lalu menatap jam. Kepalanya mengangguk-angguk. "Jam satu mau setengah dua. Kenapa?"

"Iya, mana ada tukang mi ayam jam segini, Jelly? Apalagi tukang mi ayam sekolah."

"Kamu cari." jawab Rain polos.

Rayner mengusap wajahnya dengan kedua tangan untuk menghilangkan kantuk. Ia memiringkan posisi duduknya menjadi menghadap Rain. Ternyata begini Rain kalo ngidam, aneh.

"Rain, yang lain gimana? Ngga bakal ada tukang mi ayamnya, Sayang."

"Uhh, tapi Tobeli maunya makan mi ayam sekolahan itu. Ga pake sayur, pake bakso satu biji, ga pake kecap, ga pake saos, ga pake seledri." jelas Rain.

"Kamu ngga mau beliin? Cariin abangnya, ketok pintu rumahnya, aku pengeennn banget mi ay—"

Tiba-tiba Rayner menarik rahang Rain dan menyatukan kedua bibir mereka. Awalnya hanya sekedar kecup-kecup, tapi lama-kelamaan melumat benda kenyal tersebut.

Rayner itu suka gemas dengan Rain kalau sudah cerewet. Pengen cium mulu bawaannya.

"Ihh," Rain mendorong paksa bahu Rayner lalu mengusap bibirnya. Rayner hanya terkekeh. "Aku mau mi ayam malah dikasih cium." wajahnya cemberut lucu.

"Alah, biasanya juga suka dicium-cium." kata Rayner lalu bangkit untuk mencari mi ayam.

"Yang bilang ngga suka siapa? Aku suka, tapi sekarang maunya mi ayam."

"Yayayaa." balas Rayner setengah berteriak, karena ia berada di dalam walk in closet.

"Ga cuci muka dulu?" tanya Rain begitu Rayner siap dengan jaket dan celana training panjang.

"Males." Rayner menyisir rambutnya ke belakang. "Mi ayam apa aja gimana? Susah kalo mi ayam sekolah. Sekolahnya aja udah tutup jam segini."

"Hmm. Yaudah dehhh. Pokoknya mi ayam yaaa."

"Iya, Cantik." Rayner mencubit pipi Rain. "Kalo kelamaan, lanjut tidur aja."

"Jangan lama-lama makanya."

"Liat gimana nanti." jawab Rayner dengan mata sayunya.

Kemudian Rayner keluar dari kamar diikuti tatapan Rain. Beberapa detik kemudian, Rain menyusul dengan berlari kecil.

Suara langkah kaki Rain membuat Rayner menoleh. Ia menaikkan sebelah alisnya saat wanita itu berdiri di depannya.

"Kenapa? Ga boleh ikut kamu, udah malem."

RaynerainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang