26.

78.2K 3.2K 218
                                    

Hari ini merupakan hari cuti ke dua belas Rain dan Rayner. Artinya lusa mereka sudah kembali bekerja. Sudah banyak kegiatan yang mereka lakukan, seperti menonton film, memasak bersama, berkebun, dan lain sebagainya. Baik Rain maupun Rayner benar-benar menikmati waktu berdua mereka.

Saat langit mulai menggelap karena awan-awan hitam, Rain masih menyirami bunga-bunganya yang kemarin di tanam oleh Rayner, Bunga dengan berbagai jenis dan warna itu di tanam di taman belakang rumah mereka, di sekitar kolam renang.

Sepasang tangan melingkar di pinggangnya. Tanpa perlu menoleh pun Rain tahu siapa pemilik tangan tersebut.

"Masuk yuk? Udah mau ujan."

"Bentar lagi. Yang sebelah sana belum. Kasian, masa yang ini dikasih minum yang sana ngga." kata Rain sambil menunjuk bunga-bunga yang di tanam di bagian kiri.

"Bentar lagi ujan, Rain, nanti dia juga kebasahan." kata Rayner.

"Tapikan bukan aku yang kasih minum. Aku maunya aku yang basahin dia. Kalo kamu mau masuk ya masuk aja. Bentar lagi juga aku masuk." cerocos Rain. "Aku udah lama ngga ujan-ujanan juga."

Rayner mendelik. "Ngga ya, ga boleh ujan-ujanan."

"Kenapa? Aku pengen tauu. Terakhir kali ujan-ujanan itu yang sama kamu dulu. Terus abis itu dilarang-larang terus sama Bunda, gaboleh ujan-ujanan katanya." kata Rain sambil mengarahkan selang airnya ke bagian kiri.

Rayner melepaskan pelukannya lalu mengacak gemas rambut Rain. "Soalnya kamu abis main ujan sakit. Makanya ngga boleh. Udah yuk masuk." Rayner merebut selang yang dipegang Rain dan mematikannya.

"Sekarang aku udah dewasa. Ngga bakal sakit kalo keujanan tau, Rayy. Lagian itu ada yang belom disiram ih!" Rain menggoyang-goyangkan tangan Rayner yang sedang merapihkan selang.

"Gaada hubungannya, Rain. Kalo gabisa kena ujan, ya gabisa aja. Cepetan masuk sana, udah gerimis!" kata Rayner greget sambil melepaskan tangannya dari genggaman Rain agar ia bisa cepat selesai menggulung selang.

Wanita dengan celana pendek seperempat paha itu malah berjongkok dan menopang dagunya di atas lutut. Benar-benar membuat Rayner kesal sekaligus khawatir. Ia akhirnya meninggalkan selang itu dan menarik Rain.

"Kamu nih—"

Crass.

"Yey, ujann!" pekik Rain.

"Jangan kayak anak kecil, Rain, yang susah dibilangin deh. Nanti sakit kamu." Rayner menarik Rain agar masuk ke dalam, tapi ditahan oleh Rain.

Bibir Rain cemberut. "Ga bakal sakit. Aku udah gede. Udah kuat, soalnya sering minum susu stroberi!"

Rayner menggeleng, ia hendak mengangkat tubuh wanita itu, tapi Rain malah berlari menjauh. "Jangan nakal deh, Jelly! Kamu tadi makannya gapake nasi yaa, Rain!" teriak Rayner.

"Cuma mau ujan-ujanan aja ih! Lagian kamu gamau reka ulang ciuman pertama kita? Kan pas ujan-ujanan di rumah kamu tuh, inget ngga?" Rain kembali menghampiri Rayner dan memeluk lehernya.

"Sayang, udahan ayo." kini Rayner berkata lembut.

"Cium dulu deh." kata Rain sambil berjinjit, lebih mendekatkan wajahnya.

"Janji abis ini masuk?"

"Janjiii." Rain tiba-tiba melompat yang segera ditahan oleh Rayner. "Nih, udah gabisa kabur." katanya yang berada dalam gendongan koala Rayner.

Rayner segera meraih sisi wajah Rain lalu menyatukan bibir mereka. Melumat kecil beberapa kali bibir yang kini terasa dingin itu sebelum melepasnya. Kakinya melangkah terburu menuju dalam rumah.

RaynerainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang