14.

84K 3.5K 411
                                    

MAAF YA LUPA😭

lanjutan🔞🔞

Dengan gerakan cepat, Rayner melepas kausnya. Membantu Rain melepas celana pendeknya, menyisakan celana dalam berwarna baby pink dengan gambar stroberi di tengahnya dan kaus kaki berwarna putih semata kaki. Ia juga melepaskan celana pendeknya hingga kini ia hanya memakai celana dalam yang katanya harganya sejuta kurang seribu.

"Ahh, Dee jauh-jauh dari Poo."

Rayner menggeram gemas. Ia meremas kedua pantat Rain dan menariknya agar milik Rain benar-benar berada di atas miliknya.

"Dee mau kenalan sama Poo. Halo, Poo, aku Dee." kata Rayner serak dan berat sebelum menuntun Rain bergerak maju mundur di atasnya.

"Aahh, ha-halo, Dee. Ahh, geli digesek-gesek." Rain mendongak dengan mata terpejam.

"Tapi enak, hm?" dengan telunjuk dan ibu jarinya, Rayner menejepit puting Rain.

"Ughh, iyaa, Raynerr."

Makin lama, Rain bergerak sendiri di atas Rayner. Maju mundur, memutar, dan terus menekan-nekan membuat Rayner semakin hilang akal. Rayner kembali menghisap puting Rain, menambah kenikmatan untuk keduanya.

Rain mendesah semakin nyaring dan akhirnya tubuhnya tersentak-sentak sambil memeluk Rayner. Menekan dadanya ke wajah Rayner membuat laki-laki itu mengerang pelan.

"Capek." Rain menyembunyikan wajahnya di bahu Rayner. "Tapi enak, hehe." lanjutnya.

Rayner mendengus geli lalu menggigit pelan lengan Rain. Ia mengusap-usap punggung gadis itu agar lebih tenang setelah pelepasannya barusan.

Beberapa menit terdiam, Rayner menekan miliknya ke atas. "Jangan tinggalin Dee lagi, Rain." bisik Rayner sebelum membalik tubuh mereka menjadi ia yang di atas.

"Cium dulu." Rain menarik leher Rayner ke bawah. "Cium, kayak biasa."

Bibir Rayner langsung melahap bibir Rain. Sesuai permintaan gadisnya, Rayner menciumnya dengan lembut seperti biasa. Sambil mencium Rain, Rayner menggerakan tubuhnya, kembali menggesekan kelamin mereka yang sama-sama masih terbungkus celana dalam.

"Hmm, mhh." lenguh Rain dengan tangan meremas rambut Rayner.

Kedua bibir yang telah basah itu saling menjauh. Rayner fokus menggesekkan kelamin mereka di bawah sana sambil memainkan dada Rain dengan hati-hati.

"Kamu tau gasih?" Rayner memilin salah satu puting Rain. Ia menatap kedua mata Rain yang juga menatapnya sayu. "Seberapa ga tahannya aku pengen narik lepas celana kamu, terus aku mainin, aku jilatin, terus masukin Dee ke sana?"

Rain menggeleng cepat tanpa berhenti mendesah. Kedua tangannya meremas sisi bantal sampai sprei-nya menjadi kusut. Vaginanya sudah berkedut kencang, siap mencapai puncaknya lagi.

"Ya, aku pengen gituin kamu. Bikin kamu makin enak." Rayner mengerang saat penisnya semakin berkedut.

"Ahh, a-aku keluar lagi." tubuh Rain melengkung ke atas.

Kali ini, tanpa membiarkan Rain menikmati pelepasannya, Rayner terus bergerak. Sedikit lagi ia akan mencapai puncaknya. Ia kembali mengemut puting Rain dan meremas kedua pantatnya.

Hingga akhirnya ia menekan kuat miliknya sambil mendesah berat. Memberikan sentakan-sentakan pada Rain selama cairannya keluar.

Rain sampai merinding dan menggigit bibirnya mendengar desahan Rayner, juga wajahnya yang memerah sampai atas dada. Kedua mata laki-laki itu terpejam dengan kening sedikit mengernyit.

"Baru dari luar aja, udah kerasa tembemnya. Gimana kalo dilepas celananya?" gumam Rayner yang kini sudah tiduran di sebelah Rain.

RaynerainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang