1,2k votes, 500 comments buat next part.
iseng aja sih, biar kayak author" gituhhDi hari Sabtu ini, Rayner mengajak Rain untuk ikut acara keluarga besarnya dari Delon. Acara itu dilangsungkan di rumah neneknya Rayner yang berada di Bandung. Acara yang hanya untuk temu keluarga.
"Ngga nginep kan yaa? Aku ga bawa apa-apa loh. Cuma bawa sabun cuci muka sama beberapa make up aja." kata Rain setelah memasang seatbelt.
"Ngga. Nanti sore pulang." kata Rayner yang mulai mengendarai mobilnya keluar dari area rumah Rain. Gadis itu memang sedang menginap di rumah orang tuanya.
"Kayaknya aku belom pernah ketemu sama Nenek kamu deh, Ray. Iya ga sih? Hmm, bener, kayaknya belom. Jadi ini bakalan jadi pertama kalinya dong yaa aku ketemu Nenek kamu? Nenek kamu baik ngga? Aku jadi takut. Nanti kalo Nenek kamu ngga nerima aku gimana?"
Sejujurnya, hal itu pulalah yang menjadi kekhawatiran Rayner saat ini. Nenek dari papinya itu agak, ya menyebalkan. Namun, Rayner berharap kali ini saja, neneknya menerima keputusannya.
"Baju aku sopan ngga sih? Tadi tuh aku bingung banget, mau pake baju apa, model apa, kayak gimana. Kadang yaa, aku pengen jadi cowok gitu. Yang pake baju paling cuma jeans sama kaos and it's fine buat dipake kemana-mana."
"Sopan kok. Cantik." sahut Rayner menjawab pertanyaan Rain.
Meski tatapannya fokus pada jalanan di depan, Rayner tetap memasang telinga untuk mendengar setiap ocehan dari Rain. Sesekali melirik gadis itu untuk melihat berbagai ekspresi yang dikeluarkannya.
"Perjalanan ke Bandung kan lama yaa. Kenapa coba aku ga bawa ciki-cikian, susu, hhh, nanti kalo aku laper gimanaaa. Mampir dulu di minimarkettt." Rain meninggikan suaranya di kata terakhir.
"Liat belakang, Jelly, kebutuhan kamu udah komplit."
Rain langsung menoleh ke belakang. Ada ransel milik Rayner yang terlihat penuh. Kemudian ada selimut tipis dan selimut tebal, bantal, bantal leher, hoodie, dan satu goodie bag kecil. Rain meraih goodie bag tersebut dan melihat isinya. Ia tertawa ketika menemukan kunciran rambut, jedai, scrunchie, tisu basah, minyak telon, dan minyak angin.
"Seriously, Ray? Aaa makin sayaaang. Thank you yaaa." Rayner hanya bergumam sambil tersenyum tipis.
Rain meraih ransel yang ia pastikan berisi makanan. Ia memekik senang melihat berbagai macam makanan ringan, belasan susu stroberi, air mineral, dan satu pak permen kesukaannya. Rain meraih salah satu makanan ringan dan satu kotak susu stroberi.
"Sebagai gantinya, ga boleh berantakan ya makannya." Rayner menoleh sekilas.
"Iyaaaa." sahut Rain panjang.
Rain kembali membuka suaranya, menceritakan atau mengomentari setiap tempat atau mobil yang ia lihat. Rayner hanya sesekali menanggapi. Bukan karena malas, tapi ia terlalu suka mendengar kecerewetan Rain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raynerain
RomanceRayner and Rain season 2. 21+ Rain pikir, perasannya untuk Rayner sudah hilang setelah hampir enam tahun tidak berhubungan. Nyatanya, ketika ia tanpa sengaja bertemu kembali dengan laki-laki itu, jantungnya masih bereaksi sama seperti dulu.