19.

68.3K 3.8K 1K
                                    

cepet banget buset😭

1,4k votes, 600 comments, pasti lama😎

Memang sudah tidak ada celah lagi untuk memiliki Rayner. Laki-laki yang baru benar-benar ia lihat secara dekat beberapa waktu lalu, sudah akan menjadi milik seseorang yang tak lain adalah atasannya sendiri.

Ben menatap gadis di depannya yang tidak mengalihkan tatapanya dari undangan dengan nuansa pink dan putih itu. Undangan yang juga memuat nama orang yang disukainya.

Beberapa hari setelah main ke rumah eyangnya Rayner, Rayner langsung mengurus segala hal-hal untuk pernikahannya. Ia tidak peduli meskipun eyangnya tidak merestui. Pokoknya nikahnya harus sama Rain. Titik.

"Boleh ga gue jadi pelakor?" tanya Emely sambil meletakkan undangan tersebut di meja bundar yang ada di antara keduanya.

"Ngaco lo." sahut Ben sebelum menghisap rokoknya.

"So, kita harus relain gitu?"

Ben mengangguk singkat.

"Fine." gumam Emely sedih.

"Faro udah gila, masa ngajak party di club? Suruh ngajak kamu pula." kata Rayner langsung ketika Rain duduk di hadapannya.

Rain meletakkan nampan berisi dua burger, es krim, tiga kentang goreng, dan dua milkshake. Gadis itu hendak meraih kentang goreng, tapi tangannya di pukul pelan oleh Rayner.

"Cuci tangan dulu." katanya saat Rain menoleh bingung.

Akhirnya Rain mencuci tangannya terlebih dahulu dan kembali duduk di depan Rayner yang kini menikmati burger-nya. Ia mencomot kentang goreng dan memakannya.

"Emang kenapa gitu? Kita kan udah gede, gapapa dong party di club. Lagian aku belom pernah ke club. Ihh jadi ga sabar! Kapan party-nya?!!" ke-excited-an Rain membuat Rayner menyesal telah memberitahunya.

"Besok." sahut Rayner singkat.

"Hah? Besok banget? Duh pake baju apa yaa??" Rain memakan kentang gorengnya. "Kamu udah pernah belom sih ke club?"

Rayner mengangguk. "Pas SMA, abis legal, langsung nyoba ke club sama Faro, Jamal, sama yang lain-lain."

"Ngapain di sana? Cuma sekali doang apa berkali-kali? Udah pernah minum belom?" Rain memajukan wajahnya, menatap Rayner penasaran.

"Pertama ke sana ngga minum. Kedua kalinya baru nyoba."

"Wahhh. Rasanya apa? Aku pengen coba minum alkohol. Katanya Sandra, rasanya panas. Emang iya?" Rain semakin memajukan wajahnya membuat Rayner mendengus geli lalu mencubit hidung gadis itu.

"Rasanya pait. Kamu ga boleh nyoba-nyoba alkohol, nanti baru satu sloki udah mabok. Rain mabok? Duh, gabisa bayangin." Rayner bergidik.

Kening Rain mengernyit tidak suka. Ia mengunyah cepat makanannya. "Aku kuat yaa. Sebotol juga bisa. Jangan remehin aku!"

"Hmm."

"Ish. Terus gimana? Kamu mau dateng?"

"Aku maunya ngga dateng."

RaynerainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang