BAB 52 : Death

62.2K 7.2K 1.5K
                                    

Kita masih ngebadut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita masih ngebadut. Meskipun lelah berpikir dan menambah beban hidup, tetap lah bertahan :') Happy Reading! ❤

***

Author Pov

Silau dari cahaya mentari pagi belum sepenuhnya muncul, dan lelaki itu sudah tenggelam dalam lamunannya sendiri. Duduk menyender di body motor, lelaki itu terlihat menunduk lesu seraya memutar-mutar kamera yang berisi video menyesakkan hati. Bagaimana keadaan kekasihnya begitu menyedihkan di sana, Zivanna Neira.

Ini memang bukan video hasil rekamannya sendiri. Seminggu setelah hilangnya Anna, dirinya tak sengaja menemukan kamera terjatuh di sisi aspal—yang ternyata milik Viola—teman dekat kekasihnya. Niat untuk mengembalikan urung, saat satu cuplikan tragedi ia dapati di sana.

Bersimbah darah, tertusuk pisau, juga memprihatinkan. Sudut lelaki itu terangkat miris, ia tak pernah menduga Anna akan terkena serangan seseorang yang bahkan ia kenali sejak duduk di bangku SMP. Si pembuat masalah dan celaka. Jika tak ada video ini, mungkin dirinya tidak akan pernah tahu siapa dalang di balik hilangnya Anna.

Rayyan Arka Valerian.

Lelaki itu harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada kekasihnya. Tidak bisa ia biarkan Rayyan hidup setenang itu dengan mudah. Dia sudah berjanji, bahkan di mana ketika malam dirinya melihat Rayyan tengah berpelukan nyaman di sisi jalan bersama kesayangannya—Keylana.

"Lo nggak pantes bahagia, Rayyan. Sampai mati pun, lo nggak pantes hidup damai," ucapnya pada hari itu. (Part 19)

"Dhani!" suara Azka mengagetkan lelaki itu. Sontak saja yang dipanggil langsung menoleh ke sumber suara.

"Apa?" balasnya.

"Lo kenapa masih mejeng di pinggir jalanan gini, deh? Ayo masuk keburu upacaranya mulai. Kan lo pemimpin hari ini, gimana sih Pak Ketos ini!" kata Azka mengingatkan. Sebagian murid sudah berbondong-bondong memasuki gerbang sekolah secara rusuh.

"Hm. Lo duluan aja. Bentar lagi masuk kok gue."

"Ya udah deh," kata Azka melenggang lebih dulu.

Bertepatan dengan itu, siluet Rayyan baru saja terlihat ketika lelaki itu tengah menjalankan motornya masuk ke dalam gerbang bersama Keyla di belakangnya. Lihat lah wajah tanpa dosa itu, begitu pintar memasang raut wajah tak mengerti apa-apa. Pendusta yang handal ketika memainkan peran.

Jika Rayyan bisa menjadi orang manipulatif, maka dirinya juga sama.

"Anna ...." Ia melirih seraya meremas gelang hitam berbandul dua bintang di dalam saku hoodienya. "Rayyan harus membayar mahal semuanya."

—oOo—

"Dhani!" panggil Keyla membuat lelaki dengan seragam rapi itu menengok ke belakang. Sembari gerak cepat, Keyla langsung mensejajarkan langkahnya. "Muka lo udah sembuh itu, ya?"

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang