BAB 77 : Wound

57.5K 7.2K 1K
                                    

Hai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai.... Hehe. Apa kabar?

Sumpah ya, kacau banget jadwal update sekarang. Bukan disengaja, tapi emang bener-bener sesusah itu buat lanjutin nulis. Niatnya ada, malah writes block. Ide ngalir, datengnya pas lagi capek. Ketiduran, besoknya nggak sempet lagi. Muter-muter aja di situ:(

Ini lapak masih hidup kok, nggak ada acara hiatus-hiatusan, tapi emang jadi ngaret banget. Mian, yg baca masih ada, kan? Baca ulang aja kalau kelupaan alur:(

Well, makasii untuk orang-orang sabar yang masih setia nangkring di lapak berdebu ini. Happy reading! ❤

***

Author Pov

Seperti dejavu, ini rumah sakit yang sama yang pernah Kaivan injakan kakinya di sini. Hari itu, ketika Alura tertabrak dan Rayyan sekarat usai dianiaya oleh Geo karena habis di salahkan. Lagi. Sejarah itu terulang. Masih dengan Rayyan, tidak dengan Alura, tapi sekarang bersama Keyla.

Hidup begitu suram, sampai tidak tahu di mana letak titik terang.

Keyla terbilang hebat bisa melawan masa kritisnya, pasca operasi yang memakan waktu tujuh jam ketika dua hari lalu. Pendarahannya mulai surut, sudah dipasangkan beberapa pen di bagian fraktur tertentu, dan tinggal menunggu anestesi habis untuk menjemput kesadaran. Kendati tidak bisa dibilang baik-baik saja, tapi itu cukup disyukuri, walau mencemaskan.

"Bangun ...." Kaivan mengajak berbicara tubuh ringkih yang terbaring lemah itu. "Banyak yang nungguin."

Kaivan patah hati. Dia tak mau makan selama pemulihan, dia dihajar beribu rasa perih. Masa bodoh dengan label cengeng yang tersemat dalam dirinya, Kaivan meneteskan air mata padahal baru mengeluarkan seuntai kalimat.

Keylana.... perempuan itu. Perempuan yang Kaivan cintai bahkan hingga hirupan napasnya detik ini.

Keylana.... perempuan milik Rayyan, kakaknya sendiri. Sekalipun Kaivan sudah mengalah dan merela. Namun, untuk menghapus rasa yang pernah memupuk dalam dada, tidak bisa ia lakukan tergesa-gesa. Cintanya masih ada. Di sana, tersimpan baik sendirian. Lelaki itu menghela napas, membenarkan tata letak selimut Keyla.

"Sekarang udah nggak dingin lagi, kan ya?" tanya Kaivan hati-hati. "Keylana jangan takut lagi ya, ada banyak yang jagain sekarang ...." Kaivan tersenyum getir. "Bangun, hm? Nanti beli donat."

Sejenak bergeming, Kaivan tidak tahu mengapa rasanya senyeri ini. Lelaki itu menunduk letih kala linangan air mata itu terus meluruh. "Jahat banget ya Key, mereka semua. Segini sakitnya." Kaivan berucap gemetar. "Padahal gue udah nunggu lo sama Rayyan pulih."

Untuk keadaan Rayyan, bisa dibilang lebih memburuk. Kaivan pernah kedapatan lelaki itu berceloteh sendiri lagi pertanda psychotic disorder-nya kambuh deras. Namun, yang ini terasa lebih menakutkan, mengkhawatirkan.

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang