BAB 26 : Broken (2)

69.7K 8.2K 582
                                    

❝Terlalu banyak kepahitan yang menjadi skenario dalam drama kehidupan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Terlalu banyak kepahitan yang menjadi skenario dalam drama kehidupan ini.❞ —Keylana Leandra

***

Author Pov

"Kak!"

"Kak Rey!"

"Kak Reyhan! Tunggu—aduh!"

Suara kegaduhan terdengar oleh seorang anak kecil yang baru saja terjatuh akibat tersandung bebatuan. Rayyan mengaduh sebentar. Terlalu semangat berlari membuatnya tak hati-hati dalam melangkah. Pakaian putihnya menjadi kotor, berbanding terbalik dengan Reyhan yang masih nampak bersih di sana.

Masih dalam posisi terduduk di bawah tanah, ia mendongak saat Reyhan sudah berjongkok di depannya. Bocah kecil itu mengulas senyuman hangat. Rayyan tidak tau ia sedang di mana sekarang, ia tidak begitu peduli. Selama dirinya bertemu dengan Reyhan seperti sekarang saja sudah teramat cukup.

"Hei ... kangen Kakak nggak adik kecil?" tanya Reyhan.

Rayyan mengangguk tanpa ragu. Anak itu mengikis jarak, lalu menghamburkan pelukan erat pada tubuh sama mungil dengan dirinya itu. "Rayyan kangen Kak Reyhan. Kangennya banyak-banyak."

"Sama juga," balas Reyhan pelan.

Seluruh ketakutan Rayyan menguap. Pelukan kakaknya selalu menenangkan dan damai seperti biasanya. Tak berubah. Sampai isak tangis Rayyan terdengar, membelah keheningan membuat Reyhan mengeratkan rengkuhannya. Seakan mereka tidak terpisah.

"Capek." Rayyan berkata demikian, dan Reyhan hanya menunduk. Memeluknya semakin kuat. "Capek, Kak. Sakit banget."

"Di mana yang sakit?"

"Di sini." Rayyan menunjuk dadanya dengan telunjuk mungilnya. Anak itu menengadahkan kepala, membiarkan sudut matanya basah tanpa henti. "Nggak kuat. Sakit, Kak."

Reyhan tak mengatakan apapun lagi, namun sorot matanya memancarkan kecewaan yang kian dalam. Anak lelaki itu mengurai pelukan, sebelah tangannya mengusap pipi adiknya sayang. "Jagoan Bunda nggak boleh bilang capek. Jagoan Bunda harus kuat."

"Kemarin n-nggak capek. Sekarang baru c-capek," kata Rayyan tersendat. Sangat jujur dan polos. Air matanya berlinang. "Peluk gini yang lama ya. Rayyan kangen banget. Mau istirahat sebentar, soalnya b-badan Rayyan nyeri semua, Kak."

Reyhan mengangguk, tangan mungil itu melingkar di punggung adiknya. Mengusap penuh kasih sayang. Penuh kelembutan. Rayyan tak sepenuhnya memejamkan mata, ia dapat melihat jika Reyhan terisak dalam diamnya. Hanya saja anak lelaki itu memilih diam mengamati.

"Adik sayang .... adik baik," bisik Reyhan pelan. "A-adik sayang...."

Hanya gumaman itu yang terdengar. Tak ada kata lain. Serak dan menyayat. Pelan dan mengiris. Sampai beberapa waktu lamanya, Reyhan memilih bangkit berdiri membuat Rayyan mendongak. Tau apa yang akan terjadi, buru-buru anak ikutan bangun. 

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang