BAB 63 : Psikopat (2)

60.4K 7.8K 2.6K
                                    

Maap ini agak panjang karena kecampur sama pidato serta bachotanku di bagian bawah part 😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maap ini agak panjang karena kecampur sama pidato serta bachotanku di bagian bawah part 😌

Well, aku update, jangan lupa diramaikan ya 💞

***

Author Pov

Baru hendak menggapai pintu mobil, jantung Devan terasa sekarat ketika sebuah tangan kokoh menarik tubuhnya mundur secara paksa. Devan refleks mengeluarkan sentakan, ia berbalik badan kala tangannya siap melayangkankan pukulan. "ANJENG! ASTAGFIRULLAH ALLAHUAKBARRRR MAHA BESAR! YA TOBAT YA KARIM!"

Itu Kaivan bersama Rayyan. Mereka berdua—ralat, bertiga dengan Alura sedang menatap Devan sedikit aneh.

"Yeuuu ngagetin aja sih lo pada!" ujar Devan kesal, namun perasaan lega lebih mendominasi untuk sekarang.

Kaivan malah tertawa, ia memang usil sekali menarik-narik tangan temannya tanpa aba-aba. "Habisan lo, Dev. Jalan kaki udah kayak dikejar psikoterapi. Makanya lo nggak usah kebanyakan nonton drakor genre yang begituan."

Devan berdecak. "Kalian darimana?"

"Nih jemput bocil." Kaivan menunjuk Alura yang berada di gendongan Rayyan. "Mana jam segini pengen beli ekor mermaid lagi. Nggak mau online, mau langsung ke tokonya biar bisa megang. Emang tukang nyusahin sih."

"IH BANGKE! BANGKE JUGA TADI DI TOKO BILANGNYA PENGEN EKOR MERMET WARNA MPING JUGA!" protes Alura tak terima tersudut, padahal sedaritadi Kaivan paling semangat memainkan ekor duyung.

Kaivan berdeham, Alura ini memang tak bisa menjaga rahasia.

"Waduh, lah iya baru ketemu lagi sama Alura. Masa depan Bang Devan kenapa makin cakep aja nih," kata Devan genit membuat Alura menatap hina.

Alura mengeratkan pelukannya pada Rayyan. "Bang Devan pakboy! Kata Bangke, Bang Devan hobby-nya joged sama banci. Lura nggak suka!"

"Lura nggak boleh gitu, sini duduknya sama Bang Devan, belajar jadi manten yang baik. Tentang mas kawin bisa dibicarakan lah, paling mewah itu kandang domba. Masalah keturunan? Alhamdulilah terlahir sebagai bibit unggul. Cocok banget sama Lura."

Alura memeletkan lidahnya.

"An-tu-de-nyeng emang lo, Dev!" Kaivan semakin tak sudi. "Yan, jauhin adek kita dari pedofil biadab nggak tau diri kaya dia. Alura masih terlalu suci bagi Devan yang bandar dosa!"

Rayyan yang hanya menyimak, memperhatikan di tempat. Tidak ada yang aneh, sampai sudut mata lelaki itu tiba-tiba bergerak cepat ke arah samping. Lirikan sinis Rayyan secara tak sadar menyapu ke seluruh area sekitar, saat dirinya merasa ada yang mengamati mereka ntah di mana itu.

"Yaudin gue mau balik dulu dah. Nanti Papa saya mencari anaknya yang setampan Song Kang ini," pamit Devan.

Kaivan mengejek. "Pretttt!"

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang