BAB 28 : See you!

71K 8.3K 596
                                    

❝Mencintaimu hanyalah ilusi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Mencintaimu hanyalah ilusi. Memilikimu hanyalah imajinasi. Kamu sosok nyata namun seperti fatamorgana.❞ —Hei, Bodyguard!

***

Author Pov

Sudah sepuluh menit, tidak ada hal yang dilakukan selain duduk diam di kursi tunggu. Pria dewasa dengan kemeja navy itu nampak gusar. Sesekali menghembuskan napasnya secara kasar. Ia menoleh, lalu kembali melirik waktu di jam tangan silvernya.

Sampai suara pintu terbuka sontak mengalihkan atensinya. Ia berdiri, menormalkan perasaan tak tenangnya yang semakin menyergap dalam diri. Pria itu tersenyum simpul kala seseorang berprofesi Dokter dengan nama Dino itu menghampirinya.

"Maaf lama," kata Dokter Dino sopan. "Mau di dalam saja, Pak?"

Lantas yang ditawari hanya menggeleng halus. "Ah tidak usah, di sini saja Dok."

"Baik kalau gitu. Oh iya, ini yang Bapak mau." Dokter Dino hanya mengangguk, lalu memberikan sebuah benda yang baru saja ia bawa kepada pria di depannya. "Hasil tes pemeriksaan dari Rayyan Arka Valerian."

"Terimakasih, Dokter Dino."

"Sama-sama, Pak."

Dengan berat tangan pria itu terulur, menerima tiga lembar kertas dilapisi map itu dengan jantung yang terasa berdetak kencang. Bahkan ia tak sadar, saat Dokter Dino meminta izin untuk menerima panggilan dan meninggalkannya sendirian di sana. Tekuknya mendadak bekeringat. Meski sempat ragu, namun ia tak mau menunggu lama.

Matanya langsung mengabsen kalimat-kalimat yang tertera. Ia membaca dengan seksama, dengan rasa cemas juga rasa sakit. Sendi-sendi di tangannya terasa tak berfungsi ketika menutup kembali kertas itu. Faktanya harus sedemikian menyakitkan ini. Ia memejamkan matanya tak kuasa saat selaput bening itu keluar tanpa diperintah.

"Arka...." Pria itu melirih kecewa. Tak kuat berdiri, dirinya langsung terduduk kembali di atas kursi. "Kenapa nanggung ini sendirian, Nak?"

—oOo—

Waktu menunjukkan pukul delapan malam pas saat Keyla melirik jam tangannya. Gadis itu memperhatikan Alura dari luar ruangan dengan sendu. Sulit menenangkan Alura. Gadis mungil itu terus menangis, memohon pada Keyla ingin bertemu dengan Rayyan. Sampai akhirnya Alura lelah sendiri dan berakhir tidur pulas.

Tak berselang lama datang Arsyil, Ayah Kaivan itu mengambil alih menjaga Alura. Tak mau menganggu privasi, Keyla memilih duduk saja di kursi tunggu yang berada di luar ruangan. Ia juga terlalu rikuh jika di sana sendirian. Daritadi hanya memegang ponsel Kaivan yang tertinggal di dalam.

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang