[SUDAH TERBIT + PART MASIH LENGKAP]
"Ck! Gue bakal bikin lo nggak betah!"
"Dan gue bakal tetep jagain lo."
"Gue nggak bakal nurut sama lo, wlee!"
"Gue siap terima konsekuensi."
🥀🥀🥀
Keylana Leandra tak pernah mengira, jika acara kejedot pintu...
Hallo! Selamat datang di akhir perjalanan HB. Ready to ending? :'))
Spam komentar untuk last chapter ini! Happy reading-!! 🖤
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear, Keylana Leandra. Sayatahusebaik-baiknya cara berpamitan, perpisahantetaplahmenyakitkan. Untukmu, danjugauntuksaya.
Jadi, bilamanabesokkamumendapatkanpeluk yang lebihhangatntahdari raga siapa, ketahuilahsayamenjadi orang pertama yang merasaikhlas. Bilamanabesokkamutemukanrumahuntukpulang yang sesungguhnya, makahatisayaadalahsatu-satunyatempat yang diguyurhujantiadahentinya.
Tugassayamenjagamusudahselesai. Semogakitabertemukembalidikehidupanselanjutnya, sebagaisepasanginsan yang ditakdirkanhidupdanmenuabersama.
RayyanArka Valerian.
***
Author Pov
"Nyonya Valerian, sudah saatnya ya?"
"Minta waktu sebentar lagi ya, Dok."
Sudah pukul empat pagi. Fajar belum menyongsong keluar langit, hari masih terlihat gelap. Mendukung banyak isi hati yang dibaluti pekat. Mereka berdatangan, berkumpul usai kabar memilukan itu tersebar dua jam lalu. Sulit menerima fakta. Namun, apapun yang terjadi itu sudah tentulis di buku takdir-Nya. Tak bisa menolak, menerima adalah jalan satu-satunya.
Suara tergugu itu masih ada, menguar di udara, kian lama kian parah dan banyak. Geo salah satunya, menjadi salah satu orang paling patah tak ada henti. Tak ada jeda. Pria itu masih menangis lirih di samping jasad putra keduanya yang nampak terbujur kaku.
Wajah Rayyan tak lagi memiliki rona, aneh. Bibirnya tak lagi terlihat merah. Dingin. Permukaan wajah lelaki itu sangat dingin. Geo menyentuh pelan pipi putranya. Kulit ini pernah sangat halus dan hangat saat pertama kali terlahir ke bumi, ketika Geo mengadzaninya pertama kali pula.
