BAB 45 : Sejarah

63.9K 7.6K 1.1K
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Author Pov

Gerl pren absurd no 7 : Beppp hari ini kita jadi ngerampok nggak? 😌

Pacar solehah no 13 : Devan jangan lupa jumaatan ya! Nggak boleh pakek mukena ❤

Pacar galak no 18 : KANN!! CHAT GUE NGGAK LO BALES!! PAKYU!!
Pacar galak no 18 : Kamu kemana, sih?! Punya yang baru?! Iya?!
Pacar galak no 18 : Awas kalau ketauan selingkuh! Aku nikah terus wik-wik sama bapakmu! 😡

Gerl pren alay no 20 : KaMu uD4h pUlanq s3kol4h? Coba p4p :))

Gerl pren kalem no 3 : Sayang? Di mana? Jadi ya kita beli bayi maung 🤗

Devan yang baru mengaktifkan kembali data ponselnya mendadak pening saat membaca rentetan pesan yang masuk. Bingung ingin membalas yang mana dulu. Kesibukan unfaedah lelaki itu sudah hampir mengalahkan seorang Presiden saja setiap hari.

"Ini pacar gue yang no 20 ngetik apaan sih?! Bahasa Sansakerta?! Bahasa alien?!" Devan menggerutu tak jelas. "Lama-lama mata gue rabun kalau ketikannya masih ala jamet gini."

Devan berjalan di basement mall sendirian. Ini sudah sore hari, lelaki itu baru saja selesai menemani pacarnya yang ke 12—kalau tidak salah—mencari kado untuk ultah sahabatnya. Devan fokus memainkan ponselnya sebelum menaiki motor, tangan kanan lelaki itu sibuk mengetik sesuatu—mencoba membalas chat agar terlihat absen pada ternak pacarnya.

"Hai Devannnn," sapa seseorang yang menghampirinya begitu ceria seperti biasa. Sontak saja ujung mata lelaki itu langsung teralihkan pada orang yang sudah berdiri di samping body motornya. Keyla menyengir.

Devan celingak-celinguk sendiri saat melihat Keyla. "Lah, lo kok bisa di sini?" tanya lelaki itu. "Lo ngapain?"

"Ya emang kenapa sih kalau gue di sini?" tanya balik Keyla menautkan alisnya tak suka. "Masalah buat lo?"

"Nggak gitu njir,"

"Bantuin gue dong Dev," ucap Keyla langsung menyampaikan niatnya. Gadis itu menunjuk ke arah mobilnya menggunakan dagu. "Mobil gue susah nyala. Lo kan cowok, ngerti lah kalau soal mesin. Kali aja mobil gue sakit apa gitu sampe kayak benda kena tipes."

"Lem biru itu. Lempar terus beli yang baru," kata Devan sekenanya.

"Devan!" Keyla protes. "Kalau lo nggak berguna jadi seorang pacar yang hobby-nya selingkuh sana-sini. Minimal lo bisa diandelin jadi temen gue kek. Bantuin gue dapet pahala tau. Timbangan amal baik lo bakal ningkat, meskipun cuman naik satu ons—"

"Iya-iya-iya!" Devan menyela segera, ia mematikan layar ponselnya. "Banyak bacod kali Mbak Key ini." Lelaki itu kemudian berdiri. "Yaudah ayo."

Devan bergerak maju paling depan disaat Keyla mengulum senyuman tipis di belakangnya. Kedua orang itu berjalan menuju mobil hitam yang terpakir di ujung. Suasana basement sangat sepi membuat langkah kaki mereka terdengar jelas. Hening. Devan tercenung, lelaki itu berhenti bergerak sesaat kala merasa ada yang aneh.

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang