BAB 66 : Touched

57.6K 7.2K 806
                                    

❝Saya bangga bergelar menjadi saudaramu, meski banyak orang yang membencimu tanpa alasan, meski banyak orang yang menjauhimu tanpa sebab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saya bangga bergelar menjadi saudaramu, meski banyak orang yang membencimu tanpa alasan, meski banyak orang yang menjauhimu tanpa sebab.❞ —Kaivan Valerian 

***

Author Pov

Sinar matahari yang menembus masuk dari luar celah bangunan, berhasil membangkitkan kesadaran lelaki itu. Mata Dhanu mengerjap ketika silau cahaya mengusiknya. Bahkan dalam kondisi belum sadar sepenuhnya, ia bisa merasakan atmosfir dingin menusuk pori-pori kulit di sekitarnya.

"Sshh ...." Dhanu mendesis, efek dari kecelakaan yang ia terima semalam ternyata luar biasa. Sekujur tubuhnya terasa remuk redam sekali.

Penglihatan Dhanu sedikit berkunang, namun lelaki itu masih bisa mengelola otak ketika melihat tempat apa yang ia tempati. Bukan bangunan biasa, ini terlalu menjulang kokoh dan besar.

Langit-langit atapnya tak terjangkau pandangan. Corak kuno, warna gelap yang mendominasi dan minimnya pencahayaan yang masuk semakin memberi kesan mengerikan di dalam benak, bukan tempat yang terawat dan berpenghuni ... Ini semacam kastil? Dhanu terhenyak. Jika memang itu benar, lantas di mana ia sekarang?

"Kenapa tangan gue dirantai, anj—" Dhanu memutuskan makiannya, ketika netranya berhadapan langsung dengan seseorang yang ia kenali. "N-Na?"

Jantung Dhanu berdetak dua kali lipat lebih cepat. Dirinya yakin tak salah menduga atau melihat, ia tidak sedang halusinasi. Seorang gadis bergaun putih selutut, yang tengah duduk menyedihkan itu, adalah kekasihnya.

"A-Anna?" Dhanu memanggil lagi. Isi pikiran lelaki itu buyar total, ia tidak bisa mendeskripsikan perasaannya. Satu hal yang pasti, selaput bening berhasil menerobos keluar matanya.

Anna yang sedaritadi memandangi lelaki itu—bahkan dari sebelum Dhanu sadarkan diri-hanya menerbitkan senyuman simpul yang menyakitkan. Antara senang dan sedih, ia tidak bisa membandingkan keduanya sekarang. Rindu karena bertemu dengan Dhanu kembali, dan sedih ketika melihat pengganti Devan sebagai sanderaan psikopat itu adalah kekasihnya sendiri.

"Apa kabar ... Shaka?" tanya Anna mulai menggerakan tangannya. Pakaian lusuh dan wajah lelahnya tak memudarkan sedikitpun ekspresi manis nan cantik di mata Dhanu.

Lelaki itu mengangkat ujung bibirnya pahit. Anna masih bisa bertanya kabar dengan manis di tengah keadaannya sekarang. "Nggak lebih baik, sebelum ketemu sama kamu hari ini, Na." 

—oOo—

"Bisa-bisanya lo udah punya pacar, tapi nyenderan tetep aja di bahu gue," celetuk Kaivan saat tiba-tiba Rayyan duduk di sofa, lalu dengan enteng meletakkan sisi kepalanya di pundak lelaki itu sembari memainkan ponsel.

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang