BAB 3 : VL-Guard

146K 12.5K 1.1K
                                    

Author Pov

Keylana sebenarnya adalah sosok gadis yang mandiri hanya saja pemalas. Meski gadis itu kadang ceroboh, namun Keyla selalu melakukan apapun sendiri. Memiliki Ibu yang selalu mempriotaskan kesibukan di atas segalanya, membuat gadis itu terbiasa ditinggalkan.

Keyla hidup ditemani kesepian ketika di dalam rumah. Tak memiliki teman bercerita selain teman-temannya di sekolah. Kehadiran Rayyan jelas sekali membuat situasi terasa berbeda. Keyla yang sudah terbiasa menyendiri kini harus diikuti oleh lelaki asing yang tak jelas asal-usulnya.

Well, jujur saja jika Keyla masih merasa risih. Sekarang, bagaimana caranya mengusir Rayyan?

“Gue tuh masih herman, lo itu dateng dari planet mana, sih?!” tanya Keyla ketika Rayyan baru saja kembali setelah membeli minuman dingin di supermarket. Keduanya masih memakai seragam karena habis pulang sekolah.

“Emangnya penting buat lo?”

“Y-ya ... nggak penting-penting banget sih. Terserah lo mau kiriman dari alam mana. Cuman...” Keyla menjeda seraya mengambil alih soft drink dari tangan Rayyan. “Gue kasih tau nih ya, muka lo tuh ganteng. Daripada jagain anak orang, mending lo pacaran aja sana.”

“Gue nggak punya pacar,”

“Ya usaha lah! Pacar itu nggak akan ketemu kalau dicari di kardus Teh Gelas, harus berjuang dong.”

Rayyan bergumam. “Pernah, tapi dianya suka orang lain.”

“Woah! Serius lo?!” tanya Keyla terlihat sedikit ada minat, gadis itu berseru kemudian. “Sama dong, Bod! Gue juga suka sama Dhani, tapi dia nggak lirik-lirik gue. Kita sama-sama kaum sad. Tos dulu Bro!”

Keyla menepuk tangan Rayyan tanda ber-tos meski lelaki itu tak mengerti apa maksudnya. Keyla beralih meneguk minuman dingin itu, begitu khidmat sampai ia terbatuk-batuk. Parahnya, air dingin itu malah keluar dari hidungnya membuat gadis itu semakin tersedak.

Uhuk-uhuk!”

Rayyan mengeluarkan sapu tangannya dengan cepat. “Hidung lo keluar air. Pakek ini.”

Uhuk! Makasih.” Gadis itu menyahut, bukannya mengambil sapu tangan Rayyan, Keyla malah menarik dasi lelaki itu untuk mengelap ingusnya banyak-banyak. Sangat banyak. Srotttt! Srotttt!

What the...?

Rayyan menunduk sejenak, menatap nanar dasi sekolahnya sendiri. “Lo ... nggak beneran ingusan, kan?”

Keyla mendongak ikutan tak nyaman. “Kenapa? Ingus gue ini harum Stroberi! Lo nggak usah beli parfum lagi. Kalau nggak percaya cium aj—”

“Oke-oke percaya.” Rayyan menurukan tangan Keyla yang menarik-narik dasinya ke atas. “Nggak pa-pa, pakek aja kalau ingus lo masih ada.”

“Heh?” Keyla tak percaya dengan respon Rayyan, lelaki itu masih tenang-tenang saja padahal Keyla sudah mengotori dasi bewarna abu-abu itu. Tidak jijik apalagi marah, Rayyan seperti tak mempermasalahkan sedikitpun. Padahal niat Keyla adalah membuat Rayyan tidak betah.

“Udah mau sore, ayo pulang ke rumah lo,” ajak Rayyan seraya mengetuk arloji hitamnya.

“Ah lo mah ah!” Keyla uring-uringan, kakinya dihentak-hentak keras. “Lo pergi aja deh, ya, gue janji nggak bakal bilang sama Mama, tapi lo pulang! Jangan ngikutin gue.”

Rayyan melipatkan tangannya di dada, lelaki itu menggeleng kalem. “Enggak bisa.”

“Harus bisaaa! Lagian nih ya, ada untungnya buat lo. Lo bisa santai-santai di rumah, dan bayaran dari Mama gue tetep ngalir. Gue janji bakal diem di rumah nggak bakal kemana-mana. Asal lo balik, plis. Jangan ngikutin gue,” kata Keyla menangkup kedua tangannya memohon.

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang