BAB 70 : Menantang

53.7K 7K 738
                                    

❝Semesta itu indah, jika memiliki wujud manusia maka ia adalah Keylana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semesta itu indah, jika memiliki wujud manusia maka ia adalah Keylana.❞—Rayyan Arka Valerian

Ekspektasiku membahagiakanmu berakhir babak belur dihantam oleh kenyataan, Anna.❞ —Dhanu Shakana

***

Author Pov

Sebut saja Dhanu mencari mati.

Usai berhasil kabur dari sel tahanan, bukannya mencari pintu keluar, lelaki itu malah sengaja mengelilingi kastil—yang baru ia sadari, jika bangunan raksasa ini adalah peninggalan jaman penjajahan Belanda. Bukan tanpa alasan Dhanu mengurung dirinya sendiri di sini. Dia berusaha memancing, memfokuskan atensi psikopat itu pada dirinya seorang.

Arsyil tak akan melepaskannya begitu saja, pria itu tentu akan mengincarnya sampai dapat. Satu-satunya hal yang Dhanu harapkan adalah, semoga Arsyil benar-benar yakin jika Anna sungguhan pingsan, hingga pria itu pasti akan meninggalkan Anna dan mulai memburunya. Ya, semoga saja.

Dhanu juga mencari banyak cara agar Arsyil menemukannya. Seperti menjatuhkan barang-barang berat sampai menimbulkan bunyi nyaring, mengobrak-abrik benda apapun di sekitar, bahkan membuat jejak darah yang masih mengucur di kepalanya.

Lelaki itu sudah menyusuri lorong menuju bagian timur gedung. Bau besi bercampur debu apek itu menguar di indera penciumannya. Banyak sarang laba-laba di atasnya, dan suara burung gagak yang menyeruak menambah kesan kelam. Khas tempat angker. Alih-alih takut pada hantu, manusia seperti Arsyil ternyata jauh lebih mengerikan.

Jangan kemana-mana lagi. Perasaan gue nggak enak. Lo harus pulang, Nu.

Di keadaan seperti, Dhanu langsung teringat Dhani, adik kembarnya itu. Insting saudara sedarah memang tak bisa diragukan lagi. Bahkan ketika Dhanu tak bisa menebak apa yang akan terjadi dalam hidupnya, Dhani sudah lebih dulu diberikan pertanda.

Kemanapun Dhanu pergi, Dhani mau ikut!” Itu permintaan Dhani kecil ketika ditanya apa yang ia minta pada kakak kembarnya.

Nggak boleh gitu. Nanti nggak ada yang jagain Mama sama Papa.” Dhanu menyengir, anak lelaki berseragam TK itu kembali melahap ice cream-nya.

Dhani kontan mendongak. “Kalau gitu kita jagain Mama bareng-bareng dong! Mama bilang kita anak baik. Anak baik nggak boleh pergi, nanti Mama sedih kayak pas ditinggalin Papa.

Iya-ya.” Dhanu manggut-manggut. “Yaudah, kita bareng-bareng deh.”

Pokoknya kalau ada yang nyakitin Dhanu bilang, nanti Dhani yang bakal marahin!” kata anak lelaki bermata teduh itu. Dhanu tertawa. Meskipun ia seorang kakak, namun pemikiran adiknya melebihi saudara tertua.

“Dhan ... maaf kalau gue nggak pulang. Maaf ... karena gue nggak nurutin lo.” Dhanu menyenderkan punggungnya ke belakang dinding kotor. Bergumam untuk dirinya sendiri. "Dhani maaf ...."

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang