BAB 79 : Winner

60.2K 6.9K 1.1K
                                    

A-akhirnya bisa update lagi pren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A-akhirnya bisa update lagi pren....

HUAAAAA SUMPAH!!! Update kali ini tuh bener-bener kek nggak nyangka, kek terharu aja aku masih bisa lanjutin ini cerita setelah berbagai keruwetan yang menghadang ಥ‿ಥ

Buat yang demo ampe marahin saya karena cerita ini ilang seminggu. Nih, balik lagi kok. Sayang banget sama tokoh & readers-nya, mana mungkin aku delete begitu aja :((

Ramaikan komentar yaaa. Happy reading! 💗

***

Author Pov

"Sekian cerita saya hari ini, Anna. Makasih, sudah mau mendengarkan."

Saat lima hari lalu, Zivanna telah menyaksikan seseorang yang berjasa dalam hidupnya menghadapi sakaratul maut dengan cara kematian paling tragis. Suara menderum gergaji mesin itu masih terngiang seram di kedua telinganya. Gadis itu ingat betul, ketika sepenggal kepala kekasihnya jatuh ke bawah lalu menggelinding ke arahnya dengan mata dan mulut setengah terbuka. Anna dinyatakan setewas-tewasnya kewarasan detik itu juga. 

Sekarang, usai mendengar dongeng keramat yang psikopat itu bawakan untuknya, semakin meluluh lantakan harapan Anna untuk bertahan hidup. Gadis dengan lingkaran mata hitam itu hanya menyorot lurus, hampa dan tak ada guna. Rayyan dan Keyla ternyata gagal Anna selamatkan dari kerusakan.

Arsyil sudah melangkah lebih jauh.

Arsyil memimpin permainan.

"Rayyan membersihkan tempat kejadian perkara dalam satu malam. Dia melenyapkan semua barang bukti dan senjata, menghapus jejak, buat memperbuntu penyelidikan." Arsyil kembali memberi informasi tambahan. Pria itu tahu. Otak kriminal Rayyan sudah lebih dulu terbaca olehnya.

Arsyil mendekat, menyorot Anna kian lamat. Dia tersenyum tipis, sarat meremehkan. "Menurut kamu Anna, kenapa Rayyan ngelakuin itu semua?"

Anna mematung. Dia berharap tebakannya keliru, namun tak bisa.

"Pembalasan dendam, Zivanna."

Sesuai dengan dugaannya. 

Rayyan tak mungkin melindungi para pemerkosa kekasihnya sendiri dari hukuman. Orang-orang itu dipastikan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Namun, bukan sejenis penjara yang lelaki itu inginkan. Mendekam di balik jeruji besi baginya masih terlalu bagus. Harus lebih dari itu. Setelah semua yang terjadi, mustahil Anna berharap jika kejiwaan Rayyan baik-baik saja.

Lelaki itu pasti semakin tak tertolong.

Anna dibuat lebih gila. Kepupusan itu semakin nyata. Arsyil sukses besar dalam menjalankan tujuan utamanya.

“Emangnya dia bakal selalu jadi anak baik? Justru dia berpotensi menjadi penjahat sesungguhnya. Rayyan punya dua gangguan jiwa, tinggal saya rusak aja mentalnya biar makin parah.”

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang