BAB 9 : Again

111K 10.6K 1.1K
                                    

Author Pov

Dia tak tampan, tak juga rupawan...
Dia tak juga ... bergelimang harta...
Tetapi mengapa gayanya seperti superstar...

Alunan lagu merdu terdengar dari ponsel milik salah satu siswa kelas 12 Biologi 5. Azka dan Devan tengah melangsungkan ritual kesehariannya yaitu bermain Tiktok di jam istirahat. Sering kali mendapat teguran dari KM karena volumenya sudah mengalahkan toa masjid juma’atan.

Gerl pren no 17 is calling...

“Mampus cewek lo nelpon Dev!” seru Azka saat melihat layar ponsel Devan terpampang nama kontak salah satu pacarnya itu. “Turunin Dev! Turunin!”

“Aturan angkat bukan turunin! Kebanyakan mabok oli kompor pasti," celetuk Kaivan.

Sedangkan Devan menatap benda pipih itu dengan pandangan bingung. “P-pacar gue yang ke 17 namanya siapa, ya? Lupa anjrot. Lo inget nggak Kai?”

“Lo yang pacaran dongo! Kenapa gue yang ditanya? Bikin bullyan gue open PO aja lo.” Kaivan menghela napas pendek. “Punya temen hasil produk gagal semua. Gue doang emang yang lulus sensor kewarasan.”

“Nggak ngaca,” gumam Rayyan saat mendengar ucapan Kaivan.

“Habisnya si Devan punya pacar sampe dua puluh satu, kemarin nerima adek kelas jadi dua puluh dua. Dia mau pacaran apa investasi rasa cinta? Lagaknya udah mau nyaingin Eyang Kubur,” kata Azka memaki.

“Subur Ka! Ngapa sih orang-orang seneng banget bikin emosi,” ucap Kaivan membuat Azka nyengir. Sedangkan Devan masih saja kebingungan. Jangankan nama, wajahnya saja tidak ingat. Devan punya pacar 22 cewek dan semua nama kontaknya sama, hanya dibedakan oleh tanggal jadian saja.

“Bantuin gue! Tunjukkan jiwa solidaritas kelen! Ini namanya siapa?!” tanya Devan semakin panik.

“Namanya Siska, gitu aja nggak inget lo ah. Ayo angkat!” titah Kaivan.

“Oh, Siska? Oke.” Devan mengangkat panggilan itu, kemudian berdeham sebentar sebelum menyapa pacarnya dengan ceria. “Asalamulaikum Siska geulis solehah seyeng?”

“SISKA?! SISKA SAHA?!

Devan mode blank on. “I-ini Siska, kan?”

“Devan kamu apa-apaan sih! Aku ini Desi! Desi Febrianti! Bukan Siska! Blo'on banget!”

Mata Devan melotot, ia menoleh pada Kaivan yang terkikik kecil di sana. Bisa-bisanya ia percaya dengan omongan biadab temannya itu. “KAIVAN GELO! Astagfirullah! Gue nggak punya pacar yang namanya Siska!”

Semua teman-temannya tertawa, termasuk Rayyan yang tengah membaca buku paket Sejarahnya.

“Tai lo,” ujar Devan lagi jengkel.

“TAI?! Kamu udah manggil aku dengan sebutan Siska sekarang tai?!”

“E-enggak gitu Bep. M-maksudnya kamu emang tai, taingin aku hiraukan,” kata Devan dengan terpaksa membalas nyeleneh.

“UDAH LAH YA! Aku nggak mau pacaran lagi sama cowok pikun sama kamu! Nama cewek sendiri aja lupa! Kita putus! Tolol!"

“B-bep—” Devan merapatkan bibirnya kembali dengan menyadari panggilan sudah diputuskan sebelah pihak. Satu pacarnya sudah meminta putus, itu berarti koleksi pacar Devan berkurang satu. Tidak apa-apa, ia bisa menambah lagi lain kali.

“Si Devan ... pacarnya sebanyak itu?” tanya Rayyan pada Kaivan.

Lelaki itu mengangguk. “Lo mau tau modelan kadal darat estetik? Nah liat aja muka si Devan badjingan."

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang