BAB 42 : Tipuan

65.4K 7.5K 1K
                                    

Author Pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author Pov

Tegas dan keras sesungguhnya adalah dua hal yang sangat berbeda.

Terkadang mengajari seorang anak agar tetap disiplin, orang tua menjadi terlampau ambisius sehingga yang muncul adalah tindakan kekerasan, baik secara fisik maupun verbal. Rayyan juga begitu. Namun konteks dari sang Ayah berbeda—dicampuri rasa benci dalam hati. Itu benar.

Apapun alasannya, keduanya memiliki konsekuensi buruk terhadap perkembangan si anak. Para psikologis mengatakan, jika seorang anak yang dibesarkan dalam kekerasan sejak dini, kemungkinan besar akan tumbuh menjadi pelaku tindakan kekerasan pula. Dalam skala besar maupun kecil.

Anita tidak memungkiri jika ketakutan terhadap Rayyan memang menjadi satu-satunya yang paling ia cemaskan. Wanita itu masih ingat, ketika Rayyan masih berusia 7 tahun, Anita selalu mendapati putranya berjongkok di belakang rumah kala sore hari.

Demi melenyapkan rasa penasaran, Anita mengikuti Rayyan. Wanita itu cukup terkejut ketika melihat anak itu tengah membunuh serangga kecil, kupu-kupu hingga jangkrik menggunakan tangannya. Jika bukan dipukul oleh batu, Rayyan sendiri yang membagi dua tubuh hewannya. 

Ketika Anita bertanya. "Rayyan kok hewannya digituin, Nak? Nggak kasian?"

Rayyan dengan polosnya menjawab. "Penasaran Bunda. Kupu-kupu Rayyan pukul kok mati? Rayyan dipukul Ayah kenapa nggak meninggal, ya?"

Sejatinya orang tua adalah sekolah pertama semua anak. Rayyan kecil hanya meniru tindakan yang ia lihat dan dialami saja. Ada emosi besar yang tersimpan rapi dalam diri, sehingga anak itu mencari pelampiasan pada hal-hal tak wajar bahkan kelewatan.

Itu dulu. Benar. Rayyan sudah tidak lagi menyiksa hewan kecil. Namun tetap saja, Anita masih ketakutan ketika mengingat apa saja yang pernah Rayyan lakukan semasa SMP-nya. Menganiaya tiga temannya, hingga salah satunya dinyatakan kritis. Juga skandal bersama guru olahraga yang lelaki itu hajar habis-habisan sampai kehilangan banyak darah.

Meski Rayyan melakukan itu karena memiliki alasan tertentu. Tetap saja, meninggalkan lelaki itu tanpa pengawasan sebenarnya bukan hal baik. Para penderita mental illnes cenderung tak bisa mengontrol kestabilan amarahnya apalagi ketika kambuh.

"Rayyan takut, gimana kalau Rayyan buat Keyla dalam bahaya juga? Gimana kalau tangan Rayyan celakain Keyla dalam keadaan nggak sadar?"

Wanita itu menarik napas, perkataan Rayyan sebenarnya bukan lah omong kosong belaka. Psychotic putranya begitu beringas. Hanya saja waktu itu Anita terus meyakinkan dengan kalimat menenangkan, karena ia tahu yang bisa melawan sisi lain Rayyan adalah dirinya sendiri.

Anita selesai memotong wortel. Ia berusaha fokus pada aktivitasnya. Wanita itu sedang memegang pisau dan hendak membalikan badan. Namun dirinya terjengat kaget ketika Rayyan sudah berada di belakangnya.

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang