BAB 38 : Te Amo

70.2K 7.9K 1.1K
                                    

❝Laki-laki yang memperlakukan wanitanya seperti seorang Putri, adalah bukti bahwa ia dibesarkan oleh seorang Ratu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laki-laki yang memperlakukan wanitanya seperti seorang Putri, adalah bukti bahwa ia dibesarkan oleh seorang Ratu.❞ —Anonim

***

Author Pov

"Coba menurut lo si badut itu tingginya sekitar berapa? Perkiraan aja deh, perkiraan. Lo bilang suaranya kayak kenal. Amit-amit sih, cuman ... kali aja emang sekitar kita," ucap Franda pada Keyla—masih membahas hal yang mereka cari tahu dari kemarin.

Keyla menerawang. "Seratus delapan puluh lima? Atau mungkin lebih?

"Jangan pakek ukuran gitu dong! Gue nggak mudeng, Keylot." Naura ikut berkomentar. Gadis itu merangkul Keyla, mengarahkan pandangannya ke seluruh sudut kantin. "Contohin pakek manusia di sini. Kira-kira tingginya kayak siapa?"

Keyla ikut mengalihkan atensinya, gadis itu mengabsen satu persatu murid lelaki yang berhamburan di tempat ini. Namun ia merasa tidak ada yang cocok—atau sedikit mendekati. Gadis itu menggeleng pada kedua temannya. "Nggak ada."

Franda mengernyit. "Masa nggak ada?!"

"Ya nggak mirip banget gitu lho. Dia badannya kayak tangga hotel."

"Ish! Masa nggak ada sih kan—eh tuh! Tuh! Kalau modelan kayak mereka gimana?" tunjuk Naura pada Kaivan, Devan, Azka dan Rayyan yang baru saja memasuki kantin. Empat lelaki itu tengah saling berceloteh satu sama lain, diikuti Dhani yang mengambil tempat duduk di salah satu kursi dekat teman sekelasnya.

Keyla memicing. Mengamati lamat-lamat postur tubuh kelima lelaki itu. Malam itu mungkin ia ketakutan, tapi Keyla masih ingat jelas tinggi serta tegapnya badan si peneror. "Iya-iya, setinggi itu!"

"Maksudnya ... si penerror itu antara mereka berlima gitu?!" tanya Franda ambigu.

"Seumpama doang anjrit!" Naura menoyor kepala gadis itu. "Ini seumpamanya doang, Frand. Ya kali. Mereka kan baik-baik, bukan manusia jahat yang tega nganiaya anak orang."

"Ah, iya-iya." Franda merespons setuju. "Kira-kira kayak siapa, Key?"

"Eum, Devan?" Keyla menyebut nama itu ragu, lalu ia menggeleng setelah beberapa sekon. "Nggak-nggak, Dhani deh? Ah nggak juga. Lebih tinggi dikit ... Rayyan kali, ya? Tapi Kaivan juga jangkung sih." Keyla menggaruk pelipisnya amat bingung. "Pusing. Mereka hampir sepantaran semua."

"Emang susah kalau cuman modal tinggi badan doang mah," cetus Franda. Gadis itu menarik mangkuk baksonya ke depan, lalu memasukan satu suapan pertama ke mulut. Ia masih berpikir. "Terus apalagi yang lo inget?"

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang