-6- Bersaing

2.1K 251 10
                                    

Matahari menyinari Jakarta Utara itu dengan penuh semangatnya. Seorang wanita cantik berambut sebahu sudah berkutat di dapur. Dialah Andin, wanita itu sibuk mengaduk sesuatu di sebuah mangkuk plastik kecil. Kiki, si ART pun menghampiri istri Aldebaran itu.

"Loh? Mba Andin? Kok udah di dapur?" tanya Kiki.

Andin sedikit terkejut dengan kehadiran asisten rumah tangganya itu. "Ah mm, ini Ki, bikinin MPASI buat Arthur" ucapnya.

Cepat sekali waktu berjalan, kini Arthur sudah berusia 6 bulan dan siap mendapat MPASI. Perkembangan bayi kecil itu pun pesat.

Mata Kiki terbelalak usai mendengar jawaban Andin. "Woah udah 6 bulan nih pangeran kita semua" ucap Kiki.

Andin hanya tersenyum, "Iya Kii" seraya kembali mengaduk bubur MPASI Arthur. Kiki pun meninggalkan Andin sendirian, "Mba, Kiki tinggal dulu ya" ucap Kiki.

Ibu dari Arthur ini mengangguk, "Iyaa" balas Andin.

Dia pun lalu pergi ke meja makan yang dimana sudah ada Arthur dan Aldebaran disana. Aldebaran tidak bekerja? Oh tentu tidak, dia tetap bekerja karena hari ini ada tamu yang akan datang untuk melakukan visit di kantor Aldebaran.

Andin menghampiri dua orang yang sangat dicintainya. Arthur sudah duduk di kursi makannya dengan anteng.

Aldebaran menarik pipi Arthur gemas, "Ada yang udah maem ini anak Papaa" ucapnya.

Andin sedikit kesal saat suaminya menarik pipi Arthur, "Jangan ditarikk, ntar tembem banget"

Al hanya tersenyum memperlihatkan deret gigi putih yang sangat rapih itu.

Istrinya mulai menyiapkan suapan pertama dan perdana bayi laki-laki itu. Namun tiba-tiba, Mama Rossa mendatangi ruang makan. Dia pasti ingin melihat cucu laki-lakinya mendapat makanan pendamping ASI.

Dia tiba sambil melambai ke arah Arthur, bayi tampan itu hanya memerhatikan sang Oma. "Aduduu my grandson, time flies so fast, sekarang udah mamam yaa" ucap Mama Rossa.

"Iya Oma" balas Andin mewakili Arthur. Andin mulai mendekati bayi itu dan mulai menyuapi nya.

Aldebaran? Saking antusias dan tak mau melewatkan momen itu, dia merekam anak lelakinya yang sedang mendapat makanan pendamping ASI pertama itu.

Usai beberapa suapan, Andin melihat tangan Arthur yang mulai meraih sendok yang akan disuapkan kepada bayi itu. "Sayang mau pegang?" tanya Andin. Arthur membalas dengan senyuman yang menjadi candu setiap orang.

"Kayaknya iya Ndin, udah mau itu" ucap Mama Rossa yang juga memperhatikan dari tadi.

Wanita cantik itu mencoba memberikan sendok itu kepada Arthur, dan benar saja. Bayi itu mulai memasukkan sendok demi sendok ke dalam mulutnya meski belepotan.

"Pinternya anak Papa" ucap Aldebaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pinternya anak Papa" ucap Aldebaran. Bayi memang membutuhkan pujian dan kata-kata yang baik untuk tumbuh kembangnya. Oleh karena itu Aldebaran dan Andin tak pernah berkata hal-hal buruk di depan bayinya.

FOREVER 2 : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang