-39- Kecewa

1.3K 216 27
                                    

Andin lalu bangkit dari sofa dan berjalan menuju ruang tengah dimana tidak ada siapa-siapa disana. Wanita itu duduk dan melihat televisi sedang menyala.

"Kok sepi, ya?" tanyanya.

Tiba-tiba, Papa Hartawan, Mama Rossa dan Aura keluar dari dapur dengan membawa sebuah kue cantik untuk ulang tahun wanita itu.

"Happy birthday to you!"

"Happy birthday, menantu papa. Maaf, ya, kuenya sederhana" ucap Papa Hartawan.

Andin hanya tersenyum sedikit terharu melihat kejutan mertuanya tersebut. "Makasih, loh, Pa. Sampe ada kue nya" ucap wanita itu.

"Iya, sayang, pasti itu. Happy birthday, ya, we wish you, bisa jadi ibu yang baik buat anak-anak. Istri yang baik buat Aldebaran" jelas Mama Rossa.

"Ahh, thankyou, mam" ucap Andin.

Hari menjelang siang, Andin sedang bermain ponsel usai menidurkan Athar. Sosial media Andin penuh dengan notifikasi yang mengucapkan selamat ulang tahun dirinya dan Arthur. Apalagi akun instagram Arthur memang Andin yang memegangnya.

"Lucu-lucu banget, sih. Semuanya pada niat banget bikin video" ucap Andin.

"Tinggal Mas Al yang belum ngucapin, dia ngucapin apa, ya" ucapnya bertanya-tanya.

Tak lama kemudian, terdengar suara Arthur yang pulang bersama sopir Aldebaran. Andin bangkit dari tempat tidur dan keluar kamar untuk menemui Arthur.

Di ruang tengah, Arthur yang melihat Andin menghampirinya pun tersenyum lebar. Tak lupa pria kecil itu memanggil Andin. "Mama!" ucapnya mendekati Andin.

"Eh, abang abis dari luar, bersih-bersih dulu baru boleh peluk mama" ucap Andin memberi nasihat.

Arthur mengangguk-angguk. "Yaudah, yuk, bersih-bersih dulu, Bang" ucap Suster Mirna kepada putra sulung Andin.

"Ayo, Sus!" balas Arthur.

Andin menatap putranya. "Mama tunggu di kamar, ya, Bang" ucap Andin.

"Iya, mama" balas Arthur.

---

Lima belas menit, Arthur selesai membersihkan dirinya. Pria kecil itu berjalan menuju kamar Andin. Tentu saja, setibanya disana, dia pasti mengetuk terlebih dulu pintu kamar tersebut.

"Mama, ini abang" ucapnya.

"Iya, Bang, masuk aja" ucap sang mama dari dalam. Arthur pun masuk ke kamar orang tuanya.

Pria kecil itu naik ke ranjang dan duduk di sebelah sang adik yang sedang tertidur. Andin berada di sebelah kanan Athar. Sehingga ada yang membatasi antara Andin dan putra sulungnya.

"Mama, ulang tahun mama sama abang enggak ada acara apa-apa, ya?" tanya Arthur yang sungguh polos.

Andin memutar bola matanya. Acara ulang tahun bagaimana, Aldebaran saja belum mengucapkan selamat kepada mereka. "Mama enggak tau, Bang. Soalnya papa sibuk kerja" jawabnya simpel.

"Kita telfon papa aja gimana, Ma?" tanya Arthur.

"Papa lagi sibuk nggak? Mama takutnya papa lagi sibuk" ucap Andin.

Arthur menggeleng kecil. "Enggak apa-apa, Ma. Biar abang yang telfon pake handphone mama, ya" ucapnya.

Andin terdiam. Lalu meraih ponselnya di laci meja sebelah kanannya. Wanita itu membuka aplikasi WhatsApp untuk menghubungi Aldebaran.

"Nih, Bang" ucapnya memberikan ponsel tersebut.

Di ponsel Andin, tertulis 'ringing' yang seharusnya terhubung dan diangkat Aldebaran. Tapi, tidak. Sampai sekitar satu menit menunggu, tetap Aldebaran tidak mengangkat panggilan tersebut.

FOREVER 2 : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang