-7- Insecure

1.8K 262 13
                                    

Masih ada yang nungguin gak sih? Kayak udah sepi, vote, komennya aja sepi, 10 komentar aja syukur.
Maaf kalau lama nungguinnya, udah mula PTM 100% soalnya, kalau lupa bisa baca dulu part sebelumnya

---

Aldebaran hanya geleng-geleng melihat istrinya yang melangkahkan kakinya ke kamar. "Salah sendiri sih" ucapnya pelan. Yang membuat bayi kecil di pangkuan pria itu melonjak-lonjak. "Mau apa nak? Hmm??" tanya Aldebaran kepada bayinya.

Arthur terus melonjak-lonjak. Karena itu Aldebaran membawa buah hatinya ke halaman belakang rumah.

"Yaudah kita ke halaman ya" ucap Al.

---

Andin masuk kamar dan langsung membanting pintu itu hingga menutup dengan suara kencang. Dia berjalan ke lemari koleksi novelnya. Mengambil satu diantara puluhan novel yang sudah dibeli dan tamat dibaca oleh Andin. Ya inilah obatnya ketika dia badmood atau sejenisnya.

Ia membawa buku itu, berjalan ke balkon dan membuka pintu dengan pinggiran putih itu. Duduk di sebuah kursi legendaris yang menjadi tempat Andin dan suaminya menghabiskan waktu di sore hari.

Wanita cantik kelahiran 1998 itu duduk disana, membuka cover novel itu dan mulai membacanya. Sunyi, saat dia membaca, tak ada sedikitpun suara keluar dari mulutnya. Matanya bergerak seiring dibacanya kalimat-kalimat dalam novel itu.

Beberapa menit membaca, tiba-tiba saja Aldebaran membuka pintu kamar dengan suara tangis Arthur yang menggelora di lantai dua rumah besar itu.

"Ndin" panggil Al.

Andin yang berada di balkon tak mendengar suara panggilan Aldebaran. Pria itu terus berteriak memanggil nama Andin. Sampai pada teriakan terakhir, Al sudah berada di depan pintu balkon dan membukanya. Hingga Andin pun mendengar panggilan suaminya itu. "Apa?" tanyanya datar.

Al mendengus kesal karena sang istri yang terlalu fokus dengan novelnya hingga tak mendengar panggilannya. "Ini anaknya nangis masa gak denger?! Aku juga udah manggil berkali-kali" ucap Al sedikit menaikkan nada bicaranya.

Tak mau kalah, Andin melepaskan novelnya di meja dan bangkit. "Ya aku lagi baca novel, makanya gak denger!" ucap wanita itu juga menaikkan nada bicaranya.

Pria yang merupakan anak konglomerat itu memberikan Arthur kepada Andin, "Itu anaknya nangis" ucap Aldebaran. Andin meraih bayi kecil itu dan kembali masuk ke kamar untuk menyusui Arthur.

Aldebaran hanya memerhatikan Andin usai dia sedikit membentaknya. Pria itu lalu duduk menempati kursi yang semula diduduki Andin. Diperhatikannya novel di meja itu, mengapa Andin sampai tak mendengar panggilannya, pikirnya. Dia mengambil novel yang dibaca Andin. Al membaca judul buku tersebut

Cara berbakti kepada suami

Apakah itu sebuah novel atau malah sebuah buku panduan menjadi istri yang berbakti kepada suami? Karena penasaran, Al membuka lembar cover buku itu dan mulai membacanya perlahan. Baru saja hendak membuka lembaran prolog disana, Andin segera membuka pintu balkon itu. "Kenapa?" tanya wanita itu saat melihat sang suami memegang novelnya.

Aldebaran gelagapan usai Andin menciduknya, "Nggak" ucapnya melempar buku itu ke meja. Andin menghela nafas kasar saat sang suami melempar bukunya. Dia segera mengambilnya dan kembali menyimpannya ke lemari.

Bukannya kembali baikan, pasutri ini justru semakin parah dalam permasalahannya. Al merogoh ponselnya dan melihat notifikasi Whatsapp dari nomor tak dikenal masuk disana. Devian Lorenzo, itulah nama yang Al baca dalam info kontaknya, ada apa lagi pria itu mengirim pesan untuk Aldebaran?

FOREVER 2 : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang