Andin tiba di RS Jend. Permana dan segera ditangani dokter obgyn disana. Sementara Raisa menghubungi Lia untuk memberitahu kondisi Andin.
Anak Pak Surya, Andin, berbaring di ranjang hitam itu dengan selimut menutupi perut ke bawah. Dokter obgyn tiba dan segera menyuruh perawat untuk menyiapkan posisi kaki Andin.
"Sus, siapkan posisi kaki pasien" ucap dokter.
Perawat mengangguk dan mulai menyiapkan posisi kaki Andin untuk diperiksa oleh dokter. Dokter dengan nama Revalina Sp. OG itu memakai kedua sarung tangannya untuk melakukan tindakan Vaginal Touching untuk mengecek apakah ada jalan lahir ataukah tidak.
Andin terus meringis kesakitan. Dengan tangan penuh jarum infus, dia meremas selimut berwarna biru itu.
Dokter Reva, nama panggilannya, siap memeriksa Andin.
"Bu, ikuti instruksi saya. Tarik nafas, hembuskan secara perlahan ya" ucap Dokter Reva.
Wanita itu mulai mengikuti instruksi sementara Dokter Reva mulai memeriksa. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan meskipun sedikit terasa sakit.
"Ulangi lagi Bu, tarik nafas panjang, hembuskan perlahan" ucap dokter lagi.
---
Akhirnya Aldebaran tiba di RS Jend. Permana dan segera menuju IGD untuk menemui istrinya itu. Tanpa izin pria itu masuk ke IGD dan bertemu dengan perawat.
"Sus, pasien bernama Andini Putri Lesmana di sebelah mana?" tanya Aldebaran.
"Maaf Pak, bapak siapa ya? Kalau tidak ada tujuan disini, lebih baik bapak pulang saja" ucap perawat itu.
"SAYA SUAMINYA SUS, DIMANA PASIEN HAMIL MUDA YANG DIBAWA KE SINI TADI? KASIH TAU SAYA" ucap Aldebaran kesal dengan perawat tersebut.
"Owhh, saya lihat tadi ke ruang observasi Pak" ucap perawat.
Tanpa berterimakasih, Aldebaran berlari menuju ruang observasi dan masuk tanpa izin disana. Untunglah tidak ada yang melihatnya.
Dia membalik tirai-tirai yang membentang disana untuk mencari Andin. Sampai saat pria itu mendengar suara ringisan Andin, dia menemukan sang istri.
Andin yang melihat Aldebaran pun memanggil nama sang suami. "Mas Al..." panggilnya pelan.
Aldebaran berdiri di sebelah Andin dan menggenggam erat tangannya. Beberapa kali juga dia menciumi kening Andin untuk mentransfer energi kepada sang istri sementara dokter masih memeriksa.
"Tahan ya tahan, kamu kuat. Dokter masih periksa ya" bisik Aldebaran di telinga Andin.
Sang istri terus menghembuskan nafasnya secara perlahan untuk mengurangi rasa sakit. Aldebaran tak henti-hentinya membisiki Andin dengan kata-katanya. Entah berupa semangat, atau berupa dzikir yang dilafazkan di telinga sang istri.
Kurang lebih lima belas menit, rasa sakit Andin telah benar-benar menghilang. Tentunya wanita itu merasa senang. Dokter pun sudah kembali ke ruangannya.
"Udah gak sakit banget lagi Mas" ucapnya mengelus wajah sang suami.
Aldebaran yang mendengar itu pun gembira dan mengelus kepala Andin. "Alhamdulillah ya" bisiknya lalu mencium kening wanita itu.
Perawat pun tiba dan memanggil Aldebaran. "Pak, Dokter Reva ingin bertemu dengan bapak" ucapnya.
Aldebaran menatap mata Andin. "Sebentar ya, kamu disini dulu, nanti aku balik" ucapnya lirih.
Andin mengangguk. Dia tak sabar mendengar berita dari Dokter Reva.
Sang suami pun keluar ruangan dan menemui Dokter Reva di ruangannya. Pria itu duduk di hadapan dokter muda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER 2 : ALADIN [END]
Short StoryLanjutan dari FOREVER : ALADIN Kisah rumah tangga Aldebaran Putra Alfahri dan Andini Putri Lesmana. *CERITA TIDAK DIDASARI OLEH KONFLIK *KONFLIK RINGAN Nomor 2 #andini 2 Februari 2022 Nomor 2 #surya 30 April 2022 Nomor 1 #surya 7 Mei 2022 Nomor 2...