Hingga pukul 10.25 Aldebaran mengajak Arthur berkeliling di kantornya. Mulai dari ruangan demi ruangan hingga parkiran mobil karyawannya. Arthur tampak sudah mengantuk yang ditandai dengan menggaruk-garuk kepalanya.
Melihat hal itu, Aldebaran segera membawa Arthur pulang. Sesampainya di rumah, Andin kaget saat melihat Arthur sudah terlelap. Andin pun segera mengambil alih Arthur dan membawanya ke kamar.
"Kecapean Mas anak kamu" ucap Andin.
Bagaimana tidak, Aldebaran mengajak Arthur berkeliling sambil mengajak bayi kecil itu sedikit berbicara. Sehingga membuat bayi laki-laki itu tertawa renyah hingga lelah.
"Iya, ketawa terus pas diajak keliling" ucap Aldebaran.
Andin mengangguk, "Aku ke kamar ya Mas, kasian Arthur" ucap Andin.
Al mengangguk, pria itu duduk terlebih dahulu di sofa berwarna cream itu. Dia membuka ponselnya, dan Al melihat wallpaper HP yang ia pakai selama ini. Foto Arthur, foto bayi itu disana.
"Jangan cepet-cepet besar ya nak" ucap Aldebaran seraya tersenyum.
---
Wanita berambut sebahu baru saja selesai menyusui seorang bayi kecil lucu nan tampan. Andin, dia bangkit dari ranjang berniat mencari keberadaan sang suami.
Dia keluar kamar, mencari pria itu ke ruang tengah, ruang tamu hingga dapur. Namun nihil, Aldebaran tak disana. Dimana dia?
Andin mengernyit, "Mas Al mana sih? Bukannya udah pulang dari Jum'atan?" tanyanya.
Saat hendak menuju ke halaman belakang, tiba-tiba seorang pria berpostur atletis memeluk Andin dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Aldebaran.
Dipegangnya tangan sang suami yang berada di pinggang wanita itu. "Ngagetin tau gak?" tanya Andin sedikit kesal.
Bukannya menyahut, Al malah meletakkan dagunya di bahu Andin yang tidak terlalu tinggi. Membuatnya nyaman disana.
Tangan yang semula berada di pinggang, pun berpindah memegang wajah kenyal Aldebaran. "Dari mana kamu?" tanya Andin.
Seraya dielus wajahnya, Aldebaran menjawab pertanyaan Andin sambil terpejam. "Dari kamar Papa sama Mama" ucap pria yang tenggelam di bahu Andin.
Andin tersenyum, dia senang walaupun sang suami sudah mempunyai istri, yang merupakan dirinya sendiri. Namun Al juga tak lupa dengan kedua orang tuanya.
Aldebaran melepaskan pelukan nyaman itu. "Ndin, saya boleh ngga, ke Singapur lagi. Ngga tau sih kapan, antara bulan ini atau bulan depan" ucap Aldebaran.
Andin menghela nafasnya, beginilah jika kita punya pasangan yang merupakan seorang pebisnis. Apalagi pebisnis terkenal hingga mancanegara, pasti lebih sering ke luar negri.
"Lama nggak?" tanya Andin. Semua istri di dunia ini juga pasti akan menanyakan hal yang sama.
Al menggeleng, "Ngga lebih dari seminggu" ucapnya.
Andin mengangguk, ia harus menerima resiko menikahi seorang pebisnis. "Yaudah" ucapnya singkat.
Mendengar jawaban sang istri, Aldebaran segera menarik istrinya kembali dalam pelukannya. Mereka berpelukan indah. Tak lupa juga Aldebaran mengecup kening Andin.
"Makasih ya" ucapnya serak-serak basah. Andin membalas ucapan suaminya itu dengan mengelus tengkuk Al dan membiarkannya terpejam dalam pelukan itu.
---
01.15
Terdengar suara Andin yang terus menenangkan bayi kecil yang menangis kencang. Seorang pria berpakaian setelan piyama hijau bangkit dari ranjang, melihat sekeliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER 2 : ALADIN [END]
Short StoryLanjutan dari FOREVER : ALADIN Kisah rumah tangga Aldebaran Putra Alfahri dan Andini Putri Lesmana. *CERITA TIDAK DIDASARI OLEH KONFLIK *KONFLIK RINGAN Nomor 2 #andini 2 Februari 2022 Nomor 2 #surya 30 April 2022 Nomor 1 #surya 7 Mei 2022 Nomor 2...