-44- Kapal Pesiar

1K 180 14
                                    

Halo haloo
Aku kembali, aku minta maaf banget ya udah bikin nunggu lamaa. Kalau lupa alur ceritanya sampai mana, boleh baca part sebelumnya dulu yaa. Maaf yaa kalau tidak sesuai ekspektasi dan di part ini agak pendek ceritanya.

---

Andin bangun disaat suara kokok ayam membangunkannya. Sang suami Aldebaran masih terlelap dalam tidurnya. Wanita cantik itu bangun dan segera melaksanakan salat shubuh.

Aldebaran membuka matanya dan menyadari jika sang istri sudah tidak lagi berada di sampingnya. Pria itu menoleh ke arah kamar mandi. Dia melihat sang istri baru saja selesai melaksanakan salat shubuh tanpa membangunkannya.

Usai salat shubuh, Andin melepaskan mukenanya. Dia merapikan alat salat itu. "Kamu nggak ngebangunin salat shubuh?" tanya Aldebaran.

"Gak" balas Andin singkat.

Aldebaran memejamkan matanya lalu menggeleng. "Cewek kemarin, tuh, klien, Ndin. Tau klien, kan?" tanyanya.

"Kalau klien, kenapa chat kamu sama dia nggak kamu arsip? Chat aku aja kamu arsip" tanya Andin yang berhasil membuat Aldebaran terdiam.

Sekian detik berpikir, tanpa basa-basi, Andin keluar dari kamar itu meninggalkan suaminya sendiri.

---

Andin berjalan keluar dan tiba di ruang tengah. Wanita itu melihat ada Roy dan Aura yang sedang menonton televisi bersama. Aura duduk bersandar di dada sang suami.

"Pagi-pagi udah berduaan aja" ucap Andin menggoda pasangan tersebut.

"Hehe, sini, Mba" ucap Aura yang tersenyum. Wajahnya terlihat sangat bahagia.

Tanpa basa-basi Andin duduk di sofa tersebut. "Bahagia banget, bumil" ucapnya.

"Biasa, lah, Mba. Udah lama nggak berduaan" ucap Aura.

Roy hanya mengernyitkan alisnya. "Masa, sih? Lama, ya?" tanyanya sambil mengecup pelan kening Aura.

"Haduh, haduh" ucap Andin.

"Oh, iya. Mumpung ada Roy, aku mau tanya, dong" ucap Andin.

Roy menoleh sedikit ke arah Andin. Wanita itu sedikit tersenyum kepada adik iparnya. Sepertinya dia ingin menanyakan soal siapa perempuan yang kerap mengirimi Aldebaran pesan.

"Kamu tau atau kenal nggak, mungkin temen Mas Al atau kenalannya, lah. Namanya Adinda. Kenal nggak?" tanya Andin.

"Adinda? Emangnya kenapa, Ndin?" tanya Roy.

Andin menggeleng seraya tersenyum. Dia hanya ingin mengetahui identitas Adinda. Bukan ingin menceritakan apa yang terjadi.

"Nggak, gapapa. Cuma mau tau aja" ucap Andin.

"Adinda, ya? Adinda itu seangkatan sama Al. Kalau nggak salah, sih, Al ketemu Adinda pertama pas SD. Trus, SMP nggak ketemu karena beda sekolah. SMA ketemu lagi, tapi beda kelas" jelas Roy.

"Berarti, masih temen, lah, ya, sama Mas Al?" tanya Andin.

Roy hanya mengangguk kecil. "Mba Andin ada masalah apa?" tanya Aura yang sejujurnya khawatir dengan kakak iparnya.

"Owh, engga. Cuma mau tau aja, sih" balas Andin santai.

"Oiya, aku ke kamar dulu, ya. Takutnya Athar bangun" ucap Andin.

Roy dan Aura tersenyum. Keduanya mengangguk secara serempak. "Iya, Mba Andin" balas Aura.

---

Andin kembali ke kamar dan melihat sang suami tengah duduk sambil bermain ponsel di atas tempat tidur. Pria itu fokus ke layar biru ponsel sambil sedikit tersenyum.

FOREVER 2 : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang