Hari ini adalah H-1 kelulusan di Kiddy Cambridge School. Andin mengantarkan putranya itu di hari terakhir bersekolah. Padahal, Aldebaran melarang sang istri, karena mulai minggu ini Andin sudah memasuki HPL. Tapi, wanita itu tetap keras kepala untuk mengantarkan Arthur di hari terakhirnya bersekolah.
Dia, wanita itu tengah menunggu Arthur di depan kelasnya bersama Mama Rossa dan Suster Mirna. Dia duduk bersandar dengan kaki yang terbuka lebar. Posisi itu sangat nyaman baginya apalagi sudah memasuki masa-masa akhir kehamilan.
"Harusnya kamu ngga usah nganterin Arthur, Ndin" ucap Mama Rossa yang duduk di sebelah wanita itu. Andin menggeleng. "Engga apa-apa, Ma. Hari ini, kan, hari terakhirnya dia sekolah TK" balas sang menantu.
"Iya, sih, sebenernya. Besok dia sudah, graduation" ucap Mama Rossa. Tak disangka, Arthur akan segera naik ke jenjang sekolah berikutnya, Sekolah Dasar.
Suster Mirna mengangguk. "Iya, ngga kerasa, ya, Bu, sebentar lagi cucu Ibu masuk SD"
Mama Rossa tersenyum. Perasaan baru kemarin wanita itu mengantarkan sang cucu di hari pertama masuk TK. Dan besok, akan ada acara kelulusan untuk Arthur dan teman-temannya.
Belum sampai waktu pulang, tiba-tiba Miss Ayudia membawa Arthur keluar dengan menggendong tas kecilnya. Dengan wajah lemas, Arthur mendekati sang Mama disana.
"Loh, Miss? Emangnya udah pulang?" tanya Andin. Miss Ayudia menggeleng. "Arthur demam, Bu Andin. Dari tadi pagi, wajahnya murung" jelas Miss Ayudia.
Andin sontak memeluk putranya. Memang dirinya merasakan panas di beberapa titik di tubuh Arthur. "Oh iya, panas abang, ya?"
"Iya, Bu Andin. Lebih baik Arthur pulang, karena besok, kan, ada graduation. Jadi Arthur bisa istirahat di rumah, untuk graduation besok" jelas Miss Ayudia.
"Ya ampun, thankyou Miss" ucap Mama Rossa berterimakasih kepada Miss Ayudia. "You're welcome, get well soon, Arthur" balas Miss Ayudia sambil melambai kepada Arthur.
Miss Ayudia kembali masuk ke dalam kelas untuk mengajar. "Yaudah, kita pulang, ya, bang. Istirahat di rumah, besok, kan, mau graduation" ucap Andin.
Arthur hanya mengangguk lemah. Sepertinya dia benar-benar merasa sakit. Padahal, pria kecil itu sangat jarang sakit. Namun jika sakit, kadang butuh beberapa hari untuk sembuh.
Andin bangkit setelah lama duduk di depan kelas Arthur. Dia menuntun putranya untuk kembali ke mobil dan pulang. Mama Rossa juga berjalan di belakang Andin, untuk menjaga wanita yang tengah hamil tua itu.
Andin duduk di kursi belakang mobil bersama Arthur dan Mama Rossa. Sementara, di depan ada Suster Mirna dan sopir Papa Hartawan yang mengantar mereka tadi. Itu dikarenakan, Papa Hartawan tengah bermain dengan Ashera dan tidak boleh ditinggal.
Istri Aldebaran itu memeluk Arthur, berusaha menenangkan putra kecilnya supaya suhunya bisa turun perlahan-lahan. "Sabar, ya, sayang. Nanti sampe rumah langsung minum obat, terus istirahat"
Mama Rossa mengelus-elus rambut Arthur perlahan. Wajah pria kecil itu memang terlihat pucat. "Pucat dia, Ndin" ucapnya.
"Iya, Ma. Kayaknya, kemarin kurang minum pas jalan-jalan sama Mas Al. Makanya demam" balas Andin. Kemarin, keluarga kecil Alfahri itu sempat liburan. Sepertinya Arthur kurang minum disaat itu.
Mertua Andin mengangguk-angguk. "Iya, bisa jadi" balas wanita itu.
Sesampainya di rumah bak istana, Anggrek Indah, sopir Papa Hartawan segera menggendong Arthur ke dalam rumah karena Andin tidak memungkinkan untuk menggendong putranya. Papa Hartawan yang berada di ruang tamu sambil menunggu temannya itu terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER 2 : ALADIN [END]
Short StoryLanjutan dari FOREVER : ALADIN Kisah rumah tangga Aldebaran Putra Alfahri dan Andini Putri Lesmana. *CERITA TIDAK DIDASARI OLEH KONFLIK *KONFLIK RINGAN Nomor 2 #andini 2 Februari 2022 Nomor 2 #surya 30 April 2022 Nomor 1 #surya 7 Mei 2022 Nomor 2...