Malam pun tiba. Tetapi Aldebaran tak kunjung masuk ke dalam kamar. Lama sekali dia berkutat di ruangannya. Andin ingin sekali menanyakan soal perempuan yang dimaksud Aldebaran.
"Mas Al mana sih? Kok engga masuk ke kamar? Apa dia udah tau kalau aku tau dia ketemu perempuan, makanya dia gamau ketemu aku" ucap Andin menerka-nerka.
Setengah jam, dia, wanita cantik itu menunggu. Tanpa dia sadari, dia terlelap sambil duduk bersandar karena menunggu sang suami.
Aldebaran, pria itu masuk ke kamar dan terkejut melihat sang istri yang sudah terlelap dengan posisi duduk. Dia kemudian mendekat, perlahan membenarkan posisi Andin. Akhirnya wanita itu bisa berbaring dengan nyaman. Untunglah Al tidak membangunkannya.
===
Matahari telah terbit sepenuhnya disaat pria berusia 32 tahun itu memakai jas berwarna abu-abu miliknya. Tetapi Andin, sang istri masih terlelap nyaman dalam mimpi indahnya. Aldebaran tidak ingin membangunkan Andin.
Arthur, pria kecil yang hari ini mulai bersekolah kembali usai kemarin libur, masuk ke dalam kamar Al dan Andin.
"Papa" panggil Arthur kepada Aldebaran.
Al yang sibuk di depan cermin pun tersenyum dan menoleh. "Pelan-pelan ya, Mama lagi bobo" ucapnya.
Arthur sontak menutup mulutnya. "Maaf Papa" ucapnya pelan.
Aldebaran mengangguk. Pria kecil yang sebentar lagi menjadi abang itu pun mendekati Aldebaran.
"Abang udah sarapan?" tanya Al.
"Udah, ini abang mau pamit sama Papa sama Mama, tapi Mama bobo" jawab Arthur.
"Yaudah sini" ucap Aldebaran memberikan tangan kanannya. Arthur mencium tangan ayahnya itu. Tak lupa, Aldebaran mencium kedua pipi Arthur sebagai bentuk rasa sayangnya.
"Belajar yang pinter ya" ucapnya.
Arthur mengangguk. "Okey" ucap pria itu.
Aldebaran dan Arthur kemudian berjalan mendekati ranjang yang masih ditempati Andin untuk tidur. Arthur berbisik pelan kepada wanita itu.
"Ma, abang berangkat ya" ucapnya lalu mencium Andin sekilas.
"Yaudah, yuk kita keluar, biar Mama istirahat. Mama bobonya malem, jadi habis salat Shubuh, Mama bobo lagi deh" ucap Al pelan.
Ayah dan anak itu keluar kamar meninggalkan Andin sendirian. Sepertinya Andin memang lelah karena menunggu Aldebaran semalam.
---
Hari sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Tentu saja di rumah bak istana itu sudah sepi. Aldebaran pergi ke kantor, Arthur sekolah bersama Mirna, Papa Hartawan dan Mama Rossa. Roy, pria itu sudah berangkat ke cafe. Ya pria yang terlihat tidak bekerja itu, ternyata memiliki pekerjaan. Dia biasa nge-band di beberapa cafe ternama. Entah pagi, siang ataupun malam.
Andin perlahan membuka matanya. Melihat sinar matahari yang mulai masuk ke celah-celah kamarnya dan sang suami.
"Jam berapa ini" ucapnya meraih ponsel yang diletakkan tak jauh dari tempat tidur.
"Loh udah jam 9" ucap Andin begitu melihat waktu di ponselnya.
"Mas Al udah berangkat dong" ucap Andin.
Wanita itu bangkit dari ranjang dan berjalan cepat ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Begitu sampai disana, perutnya merasa tidak nyaman. Sepertinya dia tidak suka wewangian yang digunakan di kamar mandi. Padahal sebelumnya tidak ada wewangian disana. Siapa yang meletakkannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER 2 : ALADIN [END]
Short StoryLanjutan dari FOREVER : ALADIN Kisah rumah tangga Aldebaran Putra Alfahri dan Andini Putri Lesmana. *CERITA TIDAK DIDASARI OLEH KONFLIK *KONFLIK RINGAN Nomor 2 #andini 2 Februari 2022 Nomor 2 #surya 30 April 2022 Nomor 1 #surya 7 Mei 2022 Nomor 2...