-34- Hello, Baby A!

2.1K 259 28
                                    

Part ini banyak dialog, sedikit narasi. Semoga bisa menikmati, jangan lupa vote.

---


Andin masih menyusui bayinya. Sementara Aldebaran memerhatikan wajah putranya yang begitu menggemaskan. Kulitnya putih, hidungnya mancung, dan juga pipinya yang tembem seperti Andin

"Gemes banget ini, adeknya abang Arthur" ucap Aldebaran yang sesekali mengelus kepala bayi laki-lakinya. "Prediksi dokter perempuan, eh, yang keluar laki-laki" ucap Andin.

"Sekarang kamu punya tiga orang yang bakal jagain kamu" ucap Aldebaran. "Iya, Mas. Takdir Allah lebih indah. Walaupun prediksi dokter perempuan, tapi dikasih laki-laki, ya, mungkin buat jagain aku"

Al hanya mengedip pelan. "Oiya, ngomong-ngomong, katanya kamu mau dateng ke acara graduation nya Arthur, kapan?" tanya Andin.

"Oiya, udah jam berapa ini?" tanya Aldebaran melihat jam tangannya. "Udah jam sembilan, acaranya masih atau udah selesai, ya?"

Andin memutar bola matanya dengan sesekali mengernyit. "Masih kayaknya"

"Tapi kamu gimana? Ga ada yang jagain" tanya Aldebaran. Wanita yang tengah mengasihi bayi mereka itu tersenyum. "Gapapa, kan, cuma sebentar"

Al menghela nafas. "Iya, tapi kondisi kamu nya gimana? Ada yang masih sakit?" tanya Aldebaran. Sungguh dia sangat khawatir jika meninggalkan Andin sendirian.

"Di bawah masih agak sakit, sih" jawab sang istri. Aldebaran terdiam sejenak. "Yaudah, saya temenin kamu aja. Arthur juga udah ada Roy, kan"

Roy memang ditugaskan Aldebaran untuk menggantikannya saat kelulusan putra sulungnya nanti. Tapi pria itu juga sudah berjanji kepada Arthur akan datang pada hari ini.

"Kan, kamu udah bilang sama Arthur, bakalan dateng" ucap Andin.

Aldebaran kembali melihat jam tangannya. Jarum pendek di jam tersebut menunjukkan angka sembilan dan jarum panjangnya menunjukkan angka dua. "Udah jam sembilan lewat, takutnya sampe sana udah selesai"

"Mas, gimana kalau nanti Arthur kecewa sama kamu? Dia udah ngeharapin kehadiran kamu" ucap Andin. Aldebaran tersenyum kecil. "Ngga apa-apa, kan, kita bisa jelasin baik-baik, kalau emang ngga bisa dateng"

Andin menghela nafas mendengar sang suami berucap demikian. "Yaudah, terserah kamu. Nanti kalau Arthur kecewa, kamu yang harus bikin dia happy"

"Iya" ucap Aldebaran.

---

Di Kiddy Cambridge School, saat ini masih melaksanakan persembahan dari beberapa muridnya. Arthur dan Anin duduk bersebelahan karena memang nomor absen mereka berdekatan. Sementara para orang tua atau wali ada di belakang para siswa.

"Arthur, yang dateng kesini kamu Papa atau Mama kamu?" tanya Anin. Arthur tersenyum lebar. "Kata Papa aku, Papa nanti dateng tapi telat. Jadi Papa udah siapin uncle Roy"

Anin mengerutkan keningnya. "Emangnya Papa sama Mama kamu kenapa?" tanyanya.

"Papa aku lagi temenin Mama. Hari ini adek aku lahir" jawab Arthur. Mata Anin membulat sempurna begitu mendengar jawaban temannya. "Ohh, adek kamu hari ini lahir. Selamat, ya, Arthur, kamu punya adek"

Arthur mengangguk dan tersenyum dengan bahagia. "Makasih, Anin"

Tak lama kemudian, merupakan pemanggilan nama siswa dimulai dari absen pertama untuk pengalungan medali kecil. Arthur celingak-celinguk mencari apakah Aldebaran sudah ada di belakangnya. "Papa mana, ya?"

FOREVER 2 : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang