-Extra Part-

1.7K 188 18
                                    

Bulan demi bulan berlalu, kini putra kedua Al dan Andin sudah berusia 19 bulan atau kurang lebih 1 tahun 7 bulan. Bayi kecil itu tumbuh gempal dengan kulit yang berwarna putih seperti ibunya. Tetapi alis dan hidungnya, tetap menjadi turunan sang ayah, Aldebaran. Saat ini dia juga mulai banyak mengucapkan kosakata baru.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Dimana sudah saatnya Andin memandikan putranya itu. Aldebaran sudah pergi ke kantornya, dan Arthur sudah pergi bersekolah. Pria kecil itu kini sudah naik kelas dua.

"Adek mandi, ya, nanti kita jemput abang" ucap Andin yang tengah melepaskan pakaian dari bayi kecil itu.

"Abaann" oceh Athar memanggil abangnya.

"Iya, nanti kita jemput abang, ya" ucap Andin memberi pengertian kepada bayinya.

Kini Athar sudah siap untuk mandi. Andin menggendongnya ke kamar mandi dan mulai memandikannya.

Setelah kurang lebih selama lima belas menit, Andin menggendong Athar keluar kamar mandi. Bayi yang berbalut dengan handuk itu tertawa riang.

"Cepet pakai baju, malu, malu" ucap Andin lalu meletakkan Athar berbaring di ranjang.

Wanita itu segera memberikan minyak di tubuh Athar supaya hangat. Tak lupa Andin juga memasangkan pampers kepada bayi yang terus-terusan berceloteh itu.

Beberapa menit berlalu, Athar sudah berbaju rapi dan siap untuk menjemput Arthur di sekolah.

"Udah ganteng, dek" ucap Andin begitu selesai memakaikan pakaian untuk bayinya.

"Nen mama" oceh Athar meminta susu. Sepertinya bayi itu kelaparan usai dimandikan.

"Yaudah, nen bentar, ya" ucap Andin yang langsung berbaring di sebelah kiri Athar. Wanita itu segera membuka dress nya dan mulai menyusui bayi itu.

---

Hari sudah semakin siang. Sebentar lagi Arthur akan pulang. Sementara itu, Athar sedang sibuk mengajak Andin berjalan keliling rumah. Saat ini, bayi itu memang sedang masa aktif-aktif nya. Wajar jika Andin maupun Aldebaran kerap kewalahan mengurus Athar.

Di ruang tamu rumah mewah itu ada Mama Rossa yang tengah menyambut Papa Hartawan. Dia baru saja pulang usai bermain golf. Di usianya yang tidak lagi muda, pria itu masih sering bermain golf.

"Eh, ini, kenapa? Ngajakin mama jalan, ya?" tanya Mama Rossa saat melihat menantu dan cucunya berjalan ke arahnya.

Andin memutuskan untuk duduk tak jauh dari Mama Rossa. Wanita itu juga memangku Athar untuk duduk bersamanya. "Iya, nih, Ma. Lagi sering ngajakin jalan, mamanya yang kewalahan ngejarnya" ucap wanita itu.

"Nggak capek ini cucu opa, hmm?" tanya Papa Hartawan.

"Huhh, gak ada capeknya dia, sih, Pa" balas Andin.

Tiba-tiba ponsel Andin berdering. Wanita itu segera merogoh sakunya dan mengambil ponsel itu. Panggilan video masuk dari Aldebaran, sang suami.

"Papa, dek, papa telfon" ucap Andin mengangkat panggilan video itu.

"Halo, Mas" sapa Andin. Terlihat Aldebaran yang tengah berada di ruang kerjanya.

"Eh, adek. Udah mandi belum, dek?" tanya Aldebaran.

"Tuh, dek, ditanya papa udah mandi belum" ucap Andin.

FOREVER 2 : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang