Aldebaran dan Arthur akhirnya tiba di rumah usai mendaftar putranya itu ke sekolah dasar. Andin sudah menunggu kepulangan anak dan suaminya di ruang tengah bersama Athar dalam gendongannya.
"Assalamu'alaikum" ucap ayah dan anak itu serempak sambil berjalan memasuki rumah.
"Waalaikumsalam" balas Andin.
Arthur yang melihat Andin dan Athar hendak berlari mendekati keduanya. "Eh, abang, mandi dulu, Bang" ucap Aldebaran.
Pria kecil itu terhenti begitu saja saat mendengar panggilan dari Aldebaran. "Iyaa, abang mandi dulu, ya" ucap Andin juga ikut menasihati.
"Okey, Ma. Tapi Mama sama adek disini aja, ya" ucap Arthur.
Andin mengangguk kecil diiringi dengan senyuman. "Iya, sana mandi dulu sama papa" ucapnya.
Aldebaran mengulurkan tangannya untuk mengajak pria kecil itu membersihkan diri. "Yuk" ucapnya.
Arthur menggandeng tangan Aldebaran dan keduanya berjalan beriringan menuju kamar untuk membersihkan diri.
Andin masih berada di ruang tengah sambil bermain ponselnya. Sesekali wanita itu memotret Athar yang tengah terlelap dalam pangkuannya. "Gemes banget, sih" ucapnya.
"Cepet banget gedenya, dek. Udah sebulan aja" ucap Andin lalu menghujani bayi itu dengan ciuman.
Lima belas menit berlalu, Arthur akhirnya selesai membersihkan diri dan mendatangi Andin di ruang tengah.
"Hai, Ma" sapa Arthur lalu duduk di sebelah Andin.
"Udah mandinya?" tanya Andin. Arthur mengangguk-angguk. Tentu, karena rambut pria kecil itu sudah rapi dan klimis seperti Aldebaran.
"Udah, Mama" jawab Arthur.
Andin hanya tersenyum melihat rambutnya yang menyerupai rambut Aldebaran. "Ini kenapa klimis banget, sih?" tanyanya seraya mengelus rambut Arthur.
Arthur tertawa kecil. Pasalnya, Aldebaran lah yang membuat rambutnya menjadi sangat klimis dan mengkilap. "Dirapihin papa, Ma" jawabnya membuat Andin gemas.
"Ya ampun, ada-ada aja, deh, papa, ya?" ucap Andin tertawa kecil lalu mencium kening Arthur.
Aldebaran akhirnya selesai juga membersihkan diri. Pria itu berjalan ke ruang tengah lalu duduk di sebelah Arthur.
"Mas, kenapa rambut abang jadi klimis gini?" tanya Andin.
Aldebaran tertawa. "Ya, gapapa. Biar kembaran sama saya" ucapnya.
Andin hanya tersenyum melihat apa yang dilakukan Aldebaran terhadap anaknya. "Kita ke kamar, yuk, adeknya mau minum susu" ajak Andin.
"Yuk, Ma!" balas Arthur sangat antusias.
Sambil menggendong Athar, Andin perlahan bangun dari sofa diikuti oleh Aldebaran dan Arthur. Mereka berjalan menuju kamar Al dan Andin.
Setibanya di kamar, Andin langsung duduk di tempat tidur. Begitu pula Arthur. Sementara Aldebaran berjalan ke lemari di depan kamar mandi. Entah apa yang akan dilakukannya kini.
Andin membuka dress busui nya agar Athar bisa mendapatkan nutrisinya. "Bismillahirrahmanirrahim" ucap Andin saat Athar mulai menyesap air susu nya.
Aldebaran mendekat ke tempat tidur seraya membawa tas baru yang ia belikan saat pergi bersama Arthur tadi. Pria itu menunjukkan tas nya sambil tersenyum. "Tuh, tas baru, buat kamu" ucapnya.
Sang istri yang melihat tas tersebut tersenyum lebar. "Ya ampun, makasih, Mas Al" ucap Andin.
"Bagus engga, Ma?" tanya Arthur kepada sang mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER 2 : ALADIN [END]
Short StoryLanjutan dari FOREVER : ALADIN Kisah rumah tangga Aldebaran Putra Alfahri dan Andini Putri Lesmana. *CERITA TIDAK DIDASARI OLEH KONFLIK *KONFLIK RINGAN Nomor 2 #andini 2 Februari 2022 Nomor 2 #surya 30 April 2022 Nomor 1 #surya 7 Mei 2022 Nomor 2...