-14- Janji

1.6K 259 13
                                    

Maaf ya guys, lama off dari Wattpad
Rencananya abis ini aku mau jumping time di forever, supaya kalian ga lama nunggu🙏🏻

---

Terdengar suara ayam yang membangunkan, tanda hari sudah pagi. Walaupun belum terlihat matahari muncul, tetapi jam sudah menunjukkan pukul lima. Hari ini adalah satu hari sebelum berpuasa bulan Ramadhan. Pagi ini rencananya, Andin akan menyuruh Kiki, Mirna dan satpam Yudi untuk membagikan sembako kepada tetangga-tetangganya.

Andin bangun lebih dulu untuk menghitung jumlah seluruh sembako dan orang-orang yang akan dibagikan. Kurang lebih ada sekitar dua puluh kotak sembako untuk warga sekitar.

"Alhamdulillah, semoga cukup dua puluh kotak" ucap Andin.

Aldebaran menghampiri sang istri dengan masih menggunakan piyama biru yang kusut. "Ngapain sih Ndin?" tanya pria itu.

Andin terkejut mendapati sang suami tiba di ruang tamu secara tiba-tiba. "Ini Mas, lagi ngitung sembako yang mau dibagiin nanti sama Yudi, Kiki sama Suster Mirna" jawab sang istri.

Pria itu mengucek matanya dan melihat dua puluh kotak sembako yang siap diberikan nanti. "Banyak ya ternyata, aku kira dikit" ucap Al.

Sang istri mengangguk. "Kira-kira cukup gak?" tanyanya.

"Cukup lah, kalau kurang besok lagi" ucap Aldebaran.

Ada benarnya juga pria satu ini, pikir Andin. "Iya sih" ucapnya.

"Kamu udah mandi?" tanya Al.

"Wahh ada apa inii?" tanya Mama Rossa saat tiba-tiba menghampiri sepasang suami istri itu bersama Papa Hartawan.

"Lagi ngitung sembako Ma, Pa" ucap Andin.

Andin mengangguk. "Apa Mas? Mandi? Udah, rambut ku aja belum kering sayang" ucapnya.

Ucapan Andin itu sontak membuat Aldebaran malu dikarenakan didengar oleh kedua orang tuanya. Wajahnya kaku tak terlihat kerutan senyum sedikitpun.

Papa Hartawan menutup mulut dengan tangan kanannya. "Kita pura-pura gatau aja deh, Ma" ucapnya.

Mama Rossa tertawa mendengarnya. Tentu bukan menjadi hal yang aneh bagi sepasang suami istri.

"Ma, Pa.. Aku ke kamar dulu ya" ucap Aldebaran pamit pergi ke kamar.

Tak berhenti disitu saja. Papa Hartawan kembali meledek Aldebaran. "Kenapa Al? Malu ya?" tanya pria itu.

Tanpa mendengar ucapan sang Papa, Aldebaran meninggalkan ruang tamu itu.

"Totalnya berapa Ndin?" tanya Papa Hartawan.

"Dua puluh Pah, kira-kira cukup kan ya?" tanya Andin.

Mama Rossa memutar bola matanya. "Menurut Mama sih, cukup ya" ucap wanita itu.

"Iya sih Ma, InsyaAllah cukup" ucap Andin.

---

Hari sudah cukup siang. Kini Andin memanggil Kiki, Suster Mirna dan Yudi di ruang tamu.

"Kiki, Suster Mirna, Yudi.. Ini tugasnya ya, nanti bagiin ini ke tetangga sama orang-orang yang lewat sini" ucap Andin.

Semua mengangguk mengerti ucapan Andin. Ketiganya segera mengambil sembako tersebut dan siap membagikannya.

"Makasih semuanya" ucap Andin.

---

Usai beberapa menit setelah sembako dibagikan, Kiki mengetuk pintu kamar Al dan Andin untuk menginformasikannya kepada sang majikan.

FOREVER 2 : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang