Mau ngevote, ya alhamdulillah sadar diri. Gamau ngevote, ya udah gapapa
---
Andin sudah dipindah ke ruang rawat. Aldebaran pun sudah menjemput Arthur untuk bertemu Andin. Ada Dokter Reva disana untuk memeriksa kondisi Andin.
"Kondisi Bu Andin sudah lebih kuat daripada sebelumnya" ucap Dokter Reva.
"Dok, boleh tanya?" tanya Aldebaran.
Dokter bernama Revalina itu mengangguk. "Tentu boleh Pak" ucapnya.
"Setelah keguguran ini, apa istri saya masih bisa hamil lagi?" tanya Al.
Dokter Reva tersenyum lebar. "Pertanyaan yang bagus Pak. Jadi setelah keguguran ini biasanya 3 bulan baru bisa hamil lagi. Tapi untuk saran saya, Pak Al dan Bu Andin menunda kehamilan hingga usia anak bapak dan ibu menginjak 3 atau 4 tahun" ucapnya.
Aldebaran dan Andin mengangguk paham. Memang kehamilan Andin kali ini merupakan kehamilan tanpa rencana.
"Tapi memang istri saya hamil tanpa rencana dok" ucap Aldebaran.
"Owhh begitu. Apakah ibu Andin mengikuti program KB?" tanya dokter.
Andin mengangguk kecil karena kondisinya masih belum pulih sepenuhnya. "Ikut dok" ucapnya.
"Owh berarti kebobolan ya? Ya seperti saran saya tadi, ibu harus menunda kehamilan sampai usia anak ibu menginjak 3 sampai 4 tahun" ucap dokter.
Sepasang orang tua itu mengangguk paham dengan apa yang diucapkan oleh Dokter Reva.
"Oke kalau sudah saya permisi ya Pak, Bu" pamit Dokter Reva. Dokter cantik itu pun keluar ruang rawat Andin.
Aldebaran yang menggendong Arthur pun duduk di sebuah kursi putih sambil memangku putra kecilnya.
"Sini sayang, sama Mama sini" ucap Andin.
"Kamu istirahat aja, biar sama Papa ya nak" ucap Aldebaran.
"Mum mamaa" oceh Arthur seraya turun dari kursi dan mendekati ranjang Andin.
"Mau cium Mama? Sini sayang" ucap Andin.
Aldebaran menggendong bayi itu untuk mencium Andin. Arthur mencium pipi kiri Andin. Gemas sekali. Pria itu menurunkan Arthur di ranjang Andin untuk berbaring bersama mamanya itu.
Arthur, bayi itu berbaring di sebelah kiri Andin. Aldebaran memerhatikan kebersamaan ibu dan anak itu.
"Walau Mama kehilangan adik kamu, tapi setidaknya Mama nggak kehilangan kamu sayang" batin Andin.
"Papapaa" celoteh Arthur.
Al yang sedang fokus ke ponselnya pun terkejut saat dipanggil oleh putra kecilnya.
"Apa sayang?" tanya Aldebaran.
"Papapaa niii" Arthur mengoceh lagi.
Sepertinya bayi itu ingin Aldebaran bergabung untuk memeluk Andin. Arthur seperti mengetahui apa yang terjadi kepada Andin, sehingga memeluk wanita itu dengan sangat erat.
"Masa Papa kesitu sih sayang, ga muat dong.. Arthur aja ya disitu" ucap Aldebaran.
"Paahh" seru Arthur.
Aldebaran menghela nafasnya. Ranjang yang sempit kini harus ditempati oleh 3 orang.
"Iyaa, Papa kesana" ucap pria itu.
Papa Arthur itu mendekat ke ranjang dan duduk di sebelah bayi yang berbaring disana. "Tuhkan sayang, sempit" ucap Aldebaran.
"Mpiiitt" oceh Arthur menirukan Aldebaran. Andin dan Arthur berbaring segaris ke bawah, sementara Aldebaran duduk di pinggir ranjang. Hampir tak bisa duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER 2 : ALADIN [END]
Short StoryLanjutan dari FOREVER : ALADIN Kisah rumah tangga Aldebaran Putra Alfahri dan Andini Putri Lesmana. *CERITA TIDAK DIDASARI OLEH KONFLIK *KONFLIK RINGAN Nomor 2 #andini 2 Februari 2022 Nomor 2 #surya 30 April 2022 Nomor 1 #surya 7 Mei 2022 Nomor 2...