Maaf ya, abis kelulusan belum sempet nulis lagi. Ini baru selesai. Mana lagi ngurusin buat masuk SMA. Makanya vote ya jangan cuma baca doang.
---
"Sebenernya gini.."
"Kemarin waktu pulang dari cafe sama Arthur, itu Rendy WA, dia mendadak harus ke Australia, adiknya yang kuliah disana kambuh penyakitnya, dan ga ada yang temenin. Saya izinin Rendy, yang bikin pusing itu, kerjaan yang ditinggal Rendy ternyata banyak, banyak banget" jelas Aldebaran.
"Rendy langsung berangkat sore itu. Karena kerjaan masih banyak, makanya saya langsung ke ruang kerja, ngeberesin kerjaan" ucap Al.
Andin hanya diam. Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang muncul dalam pikirannya. Tapi dia hanya menanyakan satu hal.
"Perempuan yang dimaksud Arthur di cafe itu siapa?" tanyanya.
"Okey, maaf ga cerita sama kamu karena kerjaan masih banyak dan terbengkalai karena ga ada Rendy. Dia itu orang yang saya siapin buat jadi sekretaris. Felicia aja ga cukup, terpaksa nambah lagi. Dan kemaren kita ketemu bahas kapan dia mulai ke kantor" jawab Al dengan jelas.
"Saking banyak kerjaan kamu? Bahkan kamu sampe nolak aku kemaren, padahal secapek-capeknya kamu, kamu itu nggak pernah nolak Mas" ucap Andin.
Aldebaran menghela nafas. Meletakkan tangannya di atas paha Andin. "Bukannya nolak, tapi saya khawatir sama kondisi kamu. Takut malah anak kita, kenapa-kenapa di dalem" jelas pria itu.
Tatapannya tidak beralih dari wajah sang istri. Andin berusaha memahami ucapan Aldebaran.
"Yaudah saya minta maaf, itu salah, salah besar, saya udah dosa nolak kamu" ucap Aldebaran.
Sontak Andin memeluk suaminya itu. Dia mengeratkan tangannya, seolah meminta sang suami agar tidak menjauh darinya.
"Gapapa kok sayang, lain kali kamu tuh cerita ya sama aku" ucap Andin di pelukan sang suami.
Al hanya tersenyum. Mengelus punggung Andin dengan lembut supaya dia merasakan nyaman di dalam pelukan pria itu.
"Kasian kamu, kan lagi hamil. Gak usah mikir yang berat-berat, ga boleh stress" ucap Aldebaran.
Usai berucap demikian, Aldebaran mengecup rambut Andin, mengelusnya lembut dan tak lama melepaskan pelukan hangat itu.
"By the way sayang, kamu kenapa masang pewangi di kamar mandi?" tanya Andin.
"Owh itu, buat ngeredain stress sebenernya tapi kamu mual kan, jadi ga dipake lagi" jawab Aldebaran.
Andin mengangguk, lalu disaat bersamaan, Arthur masuk ke kamar kedua orang tuanya itu. "Papa Mama!" ucapnya lalu duduk di antara Al dan Andin.
"Anak ganteng, sholehnya Mama" ucap Andin memegang pipi Arthur. Wanita itu gemas melihat putra pertamanya.
Arthur menoleh ke Al dan Andin. "Papa udah engga sibuk lagi ya Pa?" tanya pria kecil itu.
Al menggeleng. "Papa kan emang ngga sibuk sayang" ucapnya.
"Loh kemaren Papa engga mau diganggu sama abang sama Mama" protes Arthur.
Aldebaran tertawa mendengar pria kecil yang kian hari semakin pintar dan dewasa. "Iya, sibuk dikit" ucap Al.
"Maafin Papa ya, ini udah engga sibuk kan?" tanya Al.
Arthur mengangguk. Dia mencium sekilas pipi Aldebaran. "Iya Pa, abang juga maaf udah ganggu Papa" ucapnya.
"Iyaa, Papa maafin kok" ucap Aldebaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER 2 : ALADIN [END]
NouvellesLanjutan dari FOREVER : ALADIN Kisah rumah tangga Aldebaran Putra Alfahri dan Andini Putri Lesmana. *CERITA TIDAK DIDASARI OLEH KONFLIK *KONFLIK RINGAN Nomor 2 #andini 2 Februari 2022 Nomor 2 #surya 30 April 2022 Nomor 1 #surya 7 Mei 2022 Nomor 2...