Hari ini adalah tepat satu minggu kelahiran Athar. Dua hari lalu, Al sudah mempersiapkan segalanya untuk acara aqiqah pada hari ini. Pagi ini, kesibukan Aldebaran tengah menggendong Athar untuk bersiap mandi. Sementara Andin menyiapkan air mandi untuk putranya. Arthur atau yang kerap disapa abang Arthur, pria itu tengah mengikuti les berenangnya karena pada bulan Agustus nanti akan mengikuti lomba.
"Adek mau mandi? Maunya sama papa atau sama mama?" tanya Aldebaran kepada Athar yang terus-terusan menatap dirinya. Detik kemudian, bayi kecil itu menangis kencang.
Andin yang mendengar tangisan Athar berlari menemui Aldebaran. "Kenapa sayang?"
Al memberikan Athar kepada sang istri agar dapat menenangkan bayi itu. "Sawan, ya, sama papa?"
Andin menghujani pipi tembam Athar dengan ciuman. "Mas, kamu siapin handuknya, ya, tadi belum sempet" pinta wanita itu kepada Aldebaran.
Aldebaran mengangguk lalu mencium kening Athar dalam gendongan Andin. Pria itu lalu berjalan ke walk in closet untuk mengambil handuk mandi Athar.
Selesai mandi, Andin menugaskan Aldebaran untuk memakaikan bedong untuk Athar. "Pake bedong?" tanyanya.
Andin mengangguk dan mengerjap. "Iyaa, biar anget, nanti juga dibuka"
Aldebaran mengangguk lalu mulai memakaikan bedong tersebut kepada putra bungsunya.
"Udah seger, udah mandi, gantengnya anak papa" ucap Aldebaran yang sibuk melipat bedong. "Nanti aqiqah, ya, nak, ya. Semoga jadi berkah, yaa"
Andin masuk ke kamar itu usai meletakkan pakaian kotor Athar ke tempat pencucian. "Udah belum, Mas?"
Al menoleh lalu tersenyum. "Udah, tuh, udah tidur, keenakan dipakein bedong" jelas pria itu.
Sang istri lalu mendekat dan benar saja. Bayi bernama Atharva itu sudah terlelap. "Tidurnya senyum, Mas, lucu"
Aldebaran tertawa kecil. "Adek lebih mirip kamu, ya" ucapnya. Andin menyeringai lalu memeluk Aldebaran. "Ganteng, kayak papa nya"
"Mama nya juga cantik" balas Aldebaran memuji sang istri. Andin tampak salah tingkah usai disebut cantik oleh suaminya. "Kamu jangan sok kode, ya"
Al mengernyit dan memutar bola matanya. "Kode apa?" tanya pria itu. Sang istri melirik ke arah Athar. "Kamu nggak lagi ngode nambah anak, kan?"
Aldebaran menggeleng lalu tertawa. Saat dirinya benar-benar memuji Andin, sang istri justru tidak percaya. "Siapa yang kode, emang kamu cantik, makanya saya mau"
"Oh, ok, jadi kalau aku gak cantik, kamu gamau, kan?" tanya Andin.
"Nggak gitu, dong, kan, dilihat dari hatinya juga" jawab sang suami. Andin menatap wajah Aldebaran.
Al hanya tersenyum kecil. Lalu pria itu menggendong Athar dan mengajak bayi kecil itu berbicara. "Adek sama papa, ya"
---
Aldebaran tengah dalam perjalanan menuju ke tempat les berenang Arthur. Begitu sampai, dia melihat Arthur yang sudah menunggu di depan.
Pria itu berhenti tepat di depan Arthur. Putra sulung Aldebaran itu segera naik di kursi sebelah sang papa.
"Papa kok agak lama, jemputnya?" tanya Arthur. Bisa dibilang, Aldebaran telat dua puluh sampai tiga puluh menit. Untunglah ada coach yang mendampingi Arthur saat menunggu jemputan.
Al menoleh ke arah Arthur. "Iya, maaf ya, Bang. Soalnya papa tadi ngurusin adek dulu"
"Adek lagi apa, Pa?" tanya Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER 2 : ALADIN [END]
Short StoryLanjutan dari FOREVER : ALADIN Kisah rumah tangga Aldebaran Putra Alfahri dan Andini Putri Lesmana. *CERITA TIDAK DIDASARI OLEH KONFLIK *KONFLIK RINGAN Nomor 2 #andini 2 Februari 2022 Nomor 2 #surya 30 April 2022 Nomor 1 #surya 7 Mei 2022 Nomor 2...