-3- Bermesraan

3.7K 281 24
                                    

Sepulangnya Aldebaran dan Andin dari Everest Cafe, pasangan itu segera masuk rumah. Papa Hartawan dan Mama Rossa sedang berkumpul di ruang tengah. Kemana Roy? Ah sudahlah, pria itu pasti sedang menghabiskan waktu bersama teman-temannya.

Aldebaran mengucap salam, "Assalamu'alaikum" dibalas oleh kedua orang tuanya, "Waalaikumsalam.."

Aldebaran meletakkan tangannya di punggung Andin seraya berjalan ke sofa yang diduduki kedua orang tuanya. Mereka duduk di sofa itu, tentu saja bersama Arthur. Bayi kecil itu terbangun saat Andin keluar mobil.

"Udah Al? Cepet amat" ucap Papa Hartawan.

Menurut Al, itu sudah sangat lama. Terlebih menunggu Andin mengobrol panjang dengan Merry, itu sangat membuatnya bosan. Kenapa pria itu tidak mengobrol dengan Ashraf, suami Merry?

"Udah lama juga, sampe cape aku nungguin Andin ngobrol sama temennya" balas Al. Namanya juga perempuan, kurang afdol kalau tidak mengobrol panjang.

Papa Hartawan hanya menggeleng seraya menyeruput kopi yang dia ambil dari meja di hadapannya, barulah dia lanjut berbicara. "Ah, ngga lama itu.. Mama pernah lebih lama kan Ma?" tanya pria itu.

Mama Rossa mengangguk-angguk, karena dia seorang wanita, pastinya dia pun melakukan hal yang sama. "Iya sih Al, karna kalau kita udah ngobrol, kita langsung kayak, lupa waktu. Yaa itulah dia, ladies" ucapnya.

Andin berniat untuk menimpali obrolan sang Mama mertua, senang sekali dia mengompori suaminya. "Iya tuh Mas, bener.. Mama juga sama" ucap Andin.

Aldebaran memijat keningnya beberapa kali, "Iyaa udah, gajadi salahnya kamu" ucap Al.

Menantu kesayangan Papa Hartawan dan Mama Rossa itu tertawa usai mengerjai sang suami. Rasanya seperti mendapat kebahagiaan tersendiri. Untunglah Al bukan tipe orang yang baperan.

Papa Hartawan tertuju pada bayi kecil yang terus-terusan menatap dada Andin. Mungkin Arthur haus? Sangat biasa terjadi ketika bayi bangun tidur dan langsung merasa lapar atau haus.

"Ada yang haus kayaknya anak Papa Aldebaran" ucap Papa Hartawan.

Andin sedikit menunduk untuk melihatnya, dan benar saja, Arthur terus menatap dada ibunya. "Ohh haus ya? Yaudah, mau nen kan, kita ke kamar.. Let's go" ucap Andin.

Wanita itu lalu bangkit dan berpamitan kepada semua yang berada di ruang tengah itu. "Papa, Opa, Oma.. Aku ke kamar dulu ya, aku haus soalnya" ucap wanita itu mewakili Arthur seraya menggerakkan tangan kanan bayi itu.

Serempak Papa Hartawan dan Mama Rossa membalas, "Iyaa ganteng.."

Disaat bersamaan, Aldebaran bangkit dari sofa dan berucap, "Papa ikut ya nak"

Kenapa akhir-akhir ini, pria bernama lengkap Aldebaran Putra Alfahri ini sering mengikuti kemana istrinya pergi?

Papa Hartawan bergeleng kepala saat melihat putra sulungnya, "Al, Al.. Pasti kamu mau gangguin Arthur kan?" tanya pria itu.

Al memasang wajah kesal karena terus disalahkan oleh Papa nya, namun dia berusaha meredam emosinya. Papa Hartawan sepertinya terkena hasutan Roy yang selalu mengganggu pria itu.

"Ngga Paa.. Masa gangguin anak sendiri? Oiya Pa, Papa lain kali, gausah dengerin Roy ya? Biar Papa netral aja gausah mihak aku, gausah mihak Roy" pria itu menjelaskan sambil tersenyum manis kepada sang Papa.

Papa Hartawan tertawa lebar, "Ngga nak, bercanda Papa.. Udah sana" ucap Papa Hartawan.

Lama kelamaan, Roy menjadi pengaruh buruk bagi Papa Hartawan. Pria paruh baya itu menjadi sosok seperti Roy, senang menggoda Aldebaran.

FOREVER 2 : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang