1

17.6K 1.3K 103
                                    

Seorang pria dengan berjas putih menatap layar komputernya dengan menyeringai. Kakinya yang diletakkan diatas meja terlihat seperti orang berkuasa.

Tok! Tok! Tok!

Suara pintu dibuka membuat langkah matanya menatap kedepan. Sosok itu terlihat menyeringai kecil dengan menatap orang didepan.

"Ketua kali ini kita mendapati klien lagi."

"Oh, benarkah? Apakah saya harus menerima pekerjaan ini?"

Anak buah dari sosok itu tampak terdiam dengan keringat mengucur di wajahnya. Dari sifat anak buah itu bisa dipastikan sosok berjas putih sangat berkuasa.

"Klien ini bernama Budi Sutama yang merupakan pengusaha tambang. Dia menyewa jasa organisasi kita juga ingin melakukan pertemuan di restoran seberang rumah sakit kita."

"Heh, kenapa bisa kebetulan seperti ini? Apa perlu saya menyamar atau pakaian seperti ini?"

"Ketua ... lebih baik anda menyamar. Apa anda tidak takut ketahuan jika menggunakan seragam dokter?"

"Oh, benarkah? Jika begitu mari kita pergi dengan membawa baju ganti."

Kedua orang itu keluar dari ruangan dengan suasana hening. Saat dijalan beberapa dokter dan perawat tampak menyapa mereka berdua.

"Menurutmu mereka menyapa saya hanya sekedar formalitas atau ikhlas?"

"Mungkin ... hanya sebuah formalitas."

"Oh, saya menyukai jawaban kamu. Apa kamu juga melakukannya demi formalitas?"

"Bagaimana saya melakukannya demi formalitas? Saya sudah kenal anda dari SMA."

"Saya terima alasan kamu."

Sebelum pergi mereka berdua tampak berganti baju di toilet rumah sakit. Sosok berjas putih tadi mengganti jasanya dengan jaket hitam juga menggunakan kacamata hitam. Lalu yang satunya hanya melepaskan jas putih dengan menggunakan masker hitam.

Setelah itu mereka segera pergi menuju restoran seberang. Seluruh atensi menuju kepada mereka berdua.

Sosok bermasker hitam menuju kasir dengan tersenyum tipis. Seketika mbak kasir menjadi malu-malu sendiri.

"Maaf, Mbak. Ruangan atas nama Budi Sutama ada dimana?"

"Ada di ruangan nomor 27, Mas. Apa saya boleh minta nomor, Mas? Jadi jika ada masalah Mas bisa hubungi saya."

Sosok berkaca hitam itu berjalan menuju kasir. Ia menatap mbak kasir dengan tatapan dingin.

"Apa hanya itu saja? Lalu ruangan itu ada di lantai berapa? Apa anda sengaja berbuat basa-basi dengan kami?"

"Itu ... saya ..."

"Jika anda berbuat seperti ini saya tidak segan melaporkan ke manajer restoran."

Namun, mereka tidak mengetahui saja ada seseorang yang memfoto kegiatannya. Orang itu terlihat tersenyum dengan menatap kamera yang dibawa nya.

***

Mereka berdua segera berjalan menuju lantai dua. Setelah ada adegan marah-marah akhirnya urusan ini bisa selesai.

Sosok berjaket hitam masuk dengan langkah tegap. Didalam ruangan terlihat seseorang berjas hitam dengan perut buncit. Sosok berjaket hitam itu seketika ingin tertawa, tetapi harus menahan tawa. Humornya memang begitu rendah.

"Halo, Pak Tiar senang bekerja sama dengan anda."

"Hmm, jadi anda ingin menyewa jasa saya seperti apa?"

"Saya hanya ingin anda membunuh rival bisnis saya. Rudi Kurniawan yang mungkin saat ini sangat dikenal satu negara."

"Baiklah, kalau begitu apa tawaran yang anda berikan kepada kami?"

He's My Medicine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang