5

6.6K 827 44
                                    

Damian menghela napas gusar. Ia menatap kedua buah kamera yang berada didalam mobilnya. Ia tidak menyangka akan melepaskan target begitu saja yang kemungkinan akan membahayakan dirinya.

Ia mengambil kedua kamera itu, tetapi sebelum itu melepaskan topeng rubahnya agar tidak ketahuan tetangganya.

Para bodyguard mulai menyapa dirinya. Ia hanya mengangguk pelan dengan berjalan menuju pintu utama rumahnya.

Saat berada didepan rak sepatu. Ia menjadi sedikit heran rumahnya dipenuhi oleh beberapa sepatu.

Damian hanya menggelengkan kepalanya pelan. Disaat rumahnya menjadi tempat nongkrong para remaja itu.

"Syukur aja aku duda," gumam Damian dengan menatap sekeliling rumahnya.

Dulu saat ada sang istri tiap bulan pasti mengeluarkan uang miliar. Hal yang pasti hanya untuk foya-foya bersama temannya.

"Ada untungnya juga aku bunuh dia," gumam Damian dengan mengangkat bahunya.

Damian berjalan menuju ruang tamu. Ia menghela nafas gusar benar saja sekarang rumahnya menjadi tempat sampah. Bekas makanan dan minuman berceceran dimana-mana.

"Reza nanti kamu jangan lupa bersihkan seluruh ruangan ini!" seru Damian dengan menggelengkan kepalanya.

"Hmm," sahut Reza dengan muka datar.

Damian yang melihat putranya seperti itu hanya menggelengkan kepalanya. Ia rasanya ingin sekali menceburkan putranya kedalam sungai amazon.

"Loh, Om itu kenapa bajunya merah-merah?" tanya Anta dengan mengerutkan keningnya.

Reza dan Rendra yang mendengar perkataan Anta. Seketika menatap ke arah Damian dengan melotot tajam. Ia yang di tatap seperti itu merasa tidak ada harga diri sama sekali menjadi ketua Demon Master di hadapan kedua remaja di depannya.

"Tadi Om habis operasi pasien kalau begitu kalian lanjut saja," ucap Damian dengan tersenyum tipis.

Damian berjalan dengan membawa kedua kemera. Saat berjalan tiba-tiba saja kamera itu diambil oleh Reza. Ia yang melihatnya seketika melotot tajam.

"Reza kembalikan kamera milik Ayah!" perintah Damian dengan muka datar.

Reza hanya diam dengan membuka isi gambar kamera. Ia mengerutkan keningnya tatkala melihat beberapa isi kamera itu.

Anta segera merebut kamera itu. Lelaki itu seketika melotot tajam melihat isi kamera. Kemudian tertawa terbahak-bahak dengan menatapnya.

"Ada apa?" tanya Rendra dengan wajah sok polos.

Anta membalikkan kamera sehingga terlihat sebuah foto lelaki. Ia sedikit terkejut dengan mengumpat pelan. Namun, lebih baik lagi bukan kamera yang satunya di rebut karena disana berisi dirinya dengan tumpukan mayat.

"Om kayaknya kelamaan menduda sekarang malah jadi suka batangan, saya nggak nyangka loh Om!" seru Anta dengan memegang perutnya.

Damian berdecak kesal sepertinya remaja itu tidak mengetahui keadaan. Perubahan raut wajah Reza membuat atmosfer menjadi suram.

Rendra yang melihat itu segera memiting leher Anta. Lelaki itu sontak langsung memberontak dengan memukul lengan Rendra.

Plak

"Gila," desis Anta dengan menatap sinis.

Damian yang mendengar hal itu seketika tertawa kecil. Lalu mengambil kamera segera disaat para remaja itu lengah. Kemudian pergi dengan berjalan mengendap-endap

"Hey, Damian saya belum selesai!" teriak Reza dari kejauhan.

"Dasar anak kurang ajar!" umpat Damian dengan muka masam.

He's My Medicine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang