10

6.3K 795 52
                                    

Damian menyetir mobilnya dengan menatap kaca spion. Ia melihat sang anak mengendarai motor dengan kecepatan sedang.

Mereka tidak langsung pergi ke rumah melainkan ke sebuah markas. Saat sampai dirumah mewah mereka segera menuruni kendaraan masing-masing.

Saat sampai di markas anggota Demon Master para wanita sontak terpesona. Ayah dan anak itu memang sangat menggoda walaupun beda generasi mereka sangatlah mirip layaknya saudara kembar.

Hal ini tidak dapat dipungkiri jika ada beberapa wanita yang masuk Demon Master karena kedua lelaki itu. Namun, tes masuk anggota Demon Master tidak semudah itu. Mereka akan menjalani tes rumit baik dari mental, strategi bahkan skil membunuh dan lainnya.

Para anggota sontak menyambut mereka dengan kompak. Damian segera masuk diiringi Reza yang memasang wajah datar.

"Bagaimana keadaan markas beberapa hari ini?" tanya Damian dengan duduk di singgasana miliknya.

"Semuanya baik-baik saja Ketua tidak ada yang perlu di khawatirkan."

Damian mengangguk pelan. Kemudian ia menunjuk Reza dan memintanya untuk maju ke depan.

"Ada apa Ketua?" tanya Reza dengan muka datar.

"Kamu kumpulkan anggota Black Devil di markas kalian. Kali ini kalian mendapatkan misi," perintah Damian dengan muka datar.

Reza yang mendengar hal itu sontak menyeringai kecil. Lelaki itu sudah cukup lama tidak bermain.

Black Devil sebuah geng motor yang di pimpin langsung oleh Reza. Geng Black Devil merupakan organisasi yang berada dibawah Demon Master. Geng ini berisi sekumpulan anak muda yang merupakan anggota Demon Master.

Namun, ada satu orang yang tidak masuk Demon Master tapi mengikuti Black Devil. Orang itu tidak lain Anta yang merupakan teman Reza dan Rendra.

"Bagaimana dengan pengkhianat itu?" tanya Damian dengan menatap sang anak.

"Pengkhianat itu tidak menyadari jika selama ini dia dibohongi sama kita," jawab Reza dengan mantap.

Damian yang mendengar itu sontak menyeringai kecil. Lalu ia berdiri menepuk pundak Reza dengan muka datar.

"Anggota kamu yang satu itu terlalu bodoh hingga tidak mengetahui semua ini," celetuk Damian dengan muka datar. Namun, yang sebenarnya terjadi ia sedang menahan tawanya tapi tidak tertawa karena sekarang masih ada anak buahnya.

"Yeah, Anta terlalu bodoh hingga tidak sadar ada seseorang yang mencintainya," ucap Reza dengan terkekeh geli.

Hal yang diucapkan mereka memang fakta. Anta yang merupakan anggota inti Black Devil sebenarnya seorang pengkhianat. Namun, selama ini mereka selalu berpura-pura untuk tidak mengetahui karena ingin mengetahui motif yang dilakukan lelaki itu.

"Dia itu terlalu bodoh, tetapi kenapa melakukan sebuah pengkhianat?" ucap Damian dengan mengerutkan keningnya.

"Dia sudah dari awal menargetkan untuk mendekati saya dan Rendra," sahut Reza dengan mengangkat bahunya.

Damian mengangguk pelan. "Sekarang kita pulang ke rumah nanti malam baru menjalankan strategi. Jangan lupa kumpulkan para Black Devil!"

"Hmm," sahut Reza lalu berjalan pergi meninggalkan markas.

***

Akhirnya malam yang ditunggu oleh keduanya. Mereka sudah menggunakan pakaian serba hitam lalu tidak lupa menggunakan topeng rubah. Jika Damian topeng rubah perpaduan hitam biru, maka Reza menggunakan topeng rubah perpaduan putih merah dan hitam.

Saat mereka ingin pergi tangannya ditahan. Ia sontak terkejut lalu melawan orang itu. Namun, orang itu mendorong hingga terduduk diatas meja bahkan vas bunga menjadi pecah karena terkena lengannya.

Damian menatap datar ternyata orang itu tidak lain Arzan. Saat ingin pergi tangannya lagi-lagi ditahan hingga tubuhnya menyentuh dinding.

"Kamu mau apa?" desis Damian dengan menatap tajam.

Arzan hanya menatapnya dengan tenang. Tangannya masih mencengkeram lengan Damian dengan erat.

"Kamu mau kemana?" tanya Arzan dengan menatap bola mata Damian.

Damian menatap tajam. Kemudian menendang perut lelaki itu dengan keras hingga tersungkur ke belakang.

Arzan memegang perutnya dengan menatap Damian. Ia menatap lelaki yang tampak indah terkena cahaya malam. Lelaki itu terlihat tidak ingin membiarkan Damian pergi begitu saja.

"Jika kamu bertanya saya mau kemana itu bukan urusan kamu," tekan Damian dengan menatap tajam.

Reza menatap keduanya dengan menyeringai kecil. Drama kecil dihadapannya sekarang tidak boleh dilewatkan begitu saja bukan.

"Jangan bilang kamu akan membunuh orang lagi? Damian ... jika saya bilang itu tidak baik menurutmu bagaimana?" ungkap Arzan dengan menghela napas panjang.

"Jika kedatangan kamu tinggal disini untuk menghalangi pekerjaan saya sebaiknya pergi dari sini," tekan Damian lalu pergi meninggalkan keduanya.

Reza menyeringai kecil. "Dasar pria murahan! Jika saya mengetahui penyebab kematian bunda karena anda. Saya pastikan hidup anda seperti neraka."

Sebelum pergi Reza terlebih dahulu memukul wajah Arzan. Lelaki itu menatap kepergian keduanya dengan menghela napas gusar.

"Memang keluarga mafia," lirih Arzan dengan menggelengkan kepalanya.

***

Damian menyetir mobilnya dengan muka datar. Reza terlihat duduk dengan santai di kursi belakang. Remaja itu terlihat seperti bos muda sedangkan dirinya seorang supir.

Ia memang sudah terbiasa menyetir kendaraan sendirian. Sena memang anggota Demon Master, tetapi hanya sering mengurus pekerjaan di rumah sakit disaat dirinya menjalankan tugas.

Setelah itu mereka baru sampai di markas samping sekolah SMA Nusa Bumi. Ia dapat melihat anggota Black Devil sudah berhadir tepat waktu.

"Ketua Damian! Ketua Reza!"

Damian hanya mengangguk pelan. Lalu membiarkan para remaja itu duduk dengan tenang.

"Kali ini kalian mendapatkan misi membunuh seseorang siswa yang bersekolah di SMA Nusa Bumi. Klien meminjam jasa kita untuk membunuh Noah Benjamin seorang model muda yang sedang naik daun," ucap Damian dengan melempar sebuah berkas kepada Reza.

Reza membacanya dengan seksama. Namun, ada satu hal yang membuatnya sangat terkejut.

Orang yang merupakan klien mereka tidak lain Febby Rastanty. Namun, yang membuatnya cukup terkejut siswi itu merupakan teman sekelas dari siswa langganan BK yaitu Vanda.

"Hey, Nak! Ada apa?" tanya Damian dengan mengerutkan keningnya.

Reza hanya menggelengkan kepalanya. Lalu mengembalikan berkas itu kepada Damian.

"Febby itu bukannya teman sekelas Vanda rival lo bukan? Lalu bukannya Noah itu pacarnya Febby?" celetuk Rendra dengan mengerutkan keningnya.

Damian mengerutkan keningnya. Ia hanya membiarkan para remaja itu berbicara santai untuk sekarang.

"Hmm, yang gue denger mereka udah putus. Tapi alasan mereka putus masih nggak diketahui," jawab Reza dengan mengangkat bahunya.

Damian yang merasa mereka sudah menyelesaikan pembicaraan. Akhirnya berdiri berjalan menuju papan tulis.

21.01 (pukul 9 malam di distrik 1)

Para anggota Black Devil mengangguk mantap. Lalu mereka segera menyusun strategi untuk misi kali ini.

Damian hanya membiarkan para remaja itu menjalankan strategi. Ia menatap Reza yang tampak serius.

"Tim peretas harus mematikan listrik juga cctv. Nanti kita akan jalan melalui tangga darurat hingga menuju kamar target. Jangan lupa tim keamanan berjaga di sekeliling apartemen, tapi jangan sampai ada yang mengetahuinya" perintah Reza dengan mantap.

Damian menyeringai kecil. "Kalau begitu siapkan peralatan lalu pergi."

***

Jangan lupa vote dan komen :)
Kasian banget kamu Arzan😂🤧
Lanjut!




He's My Medicine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang