DESTINY (PraMel) 4

981 74 5
                                    

"Kenapa nangis?siapa yang nyakitin kakak?." Tanya Dava yang saat ini berada tepat disamping Melati sambil mengusap kedua pipi kakaknya yang dibanjiri air mata dan air mata Melati masih lancar mengalir
"Dek..."panggil Melati yang tak kuasa membendung rasa sakitnya dan Dava pun membawa kakak kesayangannya itu kedalam pelukkannya.Sebenarnya Dava paham apa yang sedang terjadi pasti kakaknya sedang tidak baik baik saja dengan sang partner.Melati dan Dava bisa dikatakan Sister&Brother Goals mereka sangat menyayangi dan melindungi satu dengan yang lainnya.
"Kak udah ya nangisnya,ntar kakak sakit gimana?kan besok mau berangkat ke Bali kak."ujar Dava menengankan sang kakak yang masih ada dalam pelukkannya "Hei sini kak liat mata aku." Ucap Dava yang melepaskan pelukkannya dari Meli kemudian menggenggam kedua tangan kakaknya dengan erat "Lakukan apa yang menjadi bagian kakak,biar sisanya Allah yang ngatur kak." Ujar Dava sedangkan Melati sudah mulai meredah dari tangisnya dan matanya kini terlihat sangat sembab
"Aku yang salah." Ujar Meli dengan senyuman paksa seperti ingin menangis lagi,sepertinya Dava paham sekarang bahwa Meli menangis pasti karena masalah hati bukanlah masalah karir "Aku salah taruh percaya,aku salah selalu sabar buat dia,aku salah buat janji sama dia." Lanjut Melati dengan nada yang di tekan dan kembali mengeluarkan air mata
"Nangis gak akan merubah keadaan kak." Ujar Dava karena sebenarnya Dava tidak bisa melihat kakak tercintanya menangis seperti ini "Gak ada yang salah antara kalian hanya waktunya aja yang gak tepat kak,ikut aja alurnya gimana.Ibaratnya gini kak skenario Allah tu susah di tebak tetapi sekalinya tayang pasti ratting 1.Kakak percaya takdir Allahkan kak?" ucap Dava sekaligus bertanya kepada Meli sedangkan Meli hanya menganggukan kepala dan mengusap air matanya "Nah itu percaya berarti yang harus kakak lakukan sekarang bukannya meratapi keadaan tapi harus lebih mempaiki diri dan menyiapkan diri untuk menerima hal hal baru yang indah yang akan Allah berikan." Tambah Dava lalu kembali membawa Melati kedalam pelukkannya karena memang Dava sangat amat menyayangi kakaknya itu."Udah ya sedih sedihnya adek gak suka liat kakak nangis apalagi karena laki-laki padahal adek sendiri gak pernah buat kakak nangis." Ucap Dava dengan nada manja sambil melepaskan pelukkannya dan membantu Meli mengusap air matanya dan Meli hanya mengangguk mendengar perkataan Dava
"Udah malem kak udah mau jam 1 sekarang kakak tidur ya biar besok aku anterin ke pelatnas." ucap Dava kepada Meli dan membantu Meli untuk membaringkan diri di tempat tidurnya,kini Meli sudah jauh lebih tenang dari sebelumnya Dava masih menemani Meli.30 menit kemudian Dava melihat kakaknya itu sudah tertidur pulas Ia yang tadinya duduk di sofa yang ada di kamar Meli kini berjalan mendekat ke arah Meli dan mengusap kepala Meli "Sehat sehat ya kak jangan sedih aku janji akan selalu jadi adik terbaik buat kamu kak." Ucap Dava sembari pergi meninggalkan Meli

-------------------

Pagi ini pukul 8.15 wib lapangan sudah ramai karena hari ini para atlet akan melakukan latihan di pagi ini karena nanti malam pukul 19.30 wib mereka akan bertolak ke Bali

"Yuhuuuuu" teriak mba Wid "semangat semangat oke oke." Tambah mba Wid yang berjalan mengelilingi lapangan sembari foto-foto para atlet yang sedang latihan
"Tumben sendiri,raket aja berdua." Teriak Ginting dan sontak memancing respon dari teman-teman lainnya
"Malu mba sama sepatu." Tambah Jonathan
"Tumben tumbenan ke sini gak bareng mba Naf sama docta."sambung Fajar yang berada di tengah lapangan
"Eh lu semua bisa diem gak kalem adem ayem ajaa latihan biar bisa menang ngoceh mulu kayak pedangan pasar." Ujar mba Wid dengan nada yang sedikit keras karena situasi lapangan rame banget mereka yang puas menjahili mba Wid pun tertawa lepas
Mba Wid sudah berkeliling dan mengarahkan pandangan disegala penjuru namun dia tidak melihat sosok Melati
"Jor?Meli mana kok gak ada?" tanya mba Wid yang tadi melihat Jordan sedang break sebentar namun sayangnya tidak ada jawaban apapun dari Jordan Ia langsung meninggalkan mba Wid dan kembali latihan
"LAH BENER BENER YA ELU PRAVEEN JORDANNNNNNNNNNNNNNN." Teriak Mba Wid yang membuat semua mata tertuju pada dirinya
"Kebiasaan nih toa berjalan." Sambar mba Naf yang tiba-tiba sudah berada tepat di belakang mba Wid
"Tau nih masih pagi lu udah menggemakan suara dari toa lu." Tambah Docta yang baru saja datang bersama mba Naf
"Gua kesel banget sama Ucok noh." Ujar mba Wid dengan nada kesal,docta sebenarnya tahu Ucok sedang dalam mood yang tidak baik makanya dia bersikap dingin kepada semua orang
"Ya lu udah tahu manusia itu kayak gitu masih aja di tanggepin." Ujar Docta
"Eh docta gua belum selesai ngomong sama lu yang tentang kejadian kemaren." Sambar mba Wid dengan nada yang tidak santai karena terbawa dengan suasana Jordan |
"Ya gak ngomong disini juga kan." Kata mba Naf

DESTINY (PraMel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang