"awas infus aku jangan kamu sentuh" ujar Melati
"Iya enggak" balas Jordan sembari mendekap erat tubuh Melati
Keduanya pun tertidur pulas
-----
"Nanti malem jengukin Meli yuk" ujar docta kepada mba Naff juga mba Wid
"ayoo, itu kenapa sih bisa masuk rs gua juga penasaran" ujar mba Wid
"kalo menurut gua tuh plasenta previa biasanya, Meli berapa bulan sih? 4 apa 5?" Tanya docta
"gak tahu udah lama gak ketemu Meli terkahir indonesia masters dia masih sebulan" balas mba Naff
"seharusnya 4 jalan 5 bulan sih ya, nah itu plasenta previa juga kalo lama ditangani bahaya karna itu ari-arinya nutupin jalan lahir bayi" ujar docta sembari membereskan meja kerjanya
"weh ngeri banget, berarti harus operasi pas lahiran?" Balas mba Wid
"tergantung gimana nantinya, tapi pasti Meli di suru bed rest tapi itu pun kalo bener plasenta previa" jawab docta
"kasian banget Meliii, semoga ga apa-apa" ujar mba Naff
"amin" balas mba Wid dan docta bergantian
------
"Maa coba video call abang tanyain bajunya yang mana ini, aku bingung" ujar Monly sembari melihat-lihat isi lemari Jordan dan Melati
"kakak bawain daster kali ya ma?" Lanjut Monly
"iya bawa aja, ini abang gak angkat. Bawain aja kaos gitu sama celana selutut" ujar mama Herlinche sembari menyiapkan tas untuk mengisi beberapa baju Jordan dan Melati
"apalagi ya ma?" Tanya Monly
"Udah semua kayaknya yakan?" Balas mama Herlinche
Setelah membereskan barang-barang Jordan dan Melati, mereka pun langsung menuju rumah sakit sedangkan keluarga Melati akan ke rumah sakit nanti malam
-----
"astaga sweet banget tidur berdua" ujar Monly saat memasuki ruangan rawat Melati dan didapati keduanya masih tidur pulas dengan saling berpelukan
"gini dong ya kan adem liatnya" balas Kevin
"udah diem nanti kebangun mereka" ujar papa Setio
Setelah 15 menit kemudian Melati pun terbangun, karena pergerakan Melati pun membuat Jordan ikut terbangun
"eh udah bangun kak? Maaf ya kalo berisik" ujar Monly sembari mengecilkan volume leptobnya
"enggak kok, pengen pipis aku Jor" ujar Melati kepada Jordan dan Jordan pun turun membantu Melati
"masih nyeri kak?" Tanya mama Herlinche saat melihat wajah Melati seperti menahan sakit saat ingin turun dari brankar
"lumayan ma" balas Melati
"hati-hati bang, bisa gak?" Ujar papa Setio
"bisa pa" balas Jordan sembari satu tangan memegang infus Melati dan satu tangannya memegangi istrinya
"tunggu Jor sabar" ujar Melati sembari menghentikan langkahnya dan mencoba menahan nyeri yang lagi-lagi terjadi
"ini gak apa-apa? kok sakit terus sih sayang?" Tanya Jordan sedikit panik
"mau mama panggilin dokter kak?" Tanya mama Herlinche yang mengusap lembut lengan Melati
"iya boleh deh ma, tapi aku ke toilet dulu" balas Melati dan mama Herlinche pun langsung memanggil dokter
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY (PraMel)
RandomThank u for support Stan Pramel ❤️ 100% FIKSI tidak ada sangkut paut dengan kehidupan nyata. "Ketika kita dilahirkan kita sudah memiliki takdir dan tujuan untuk apa kita dilahirkan. Setiap dari kita memiliki takdir yang berbeda entah itu takdir meng...