35. H-19 day [Cuek+ngambek]

407 32 3
                                    

WARNING!!
TYPO BERTEBARAN!!
.
.
.
.
.
.

HAPPY READING!!

.
.
.
.
.
.
A
Y
A
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

☆☆☆




"La lo balik aja lah, ini udah mau malem. Nanti kalau Jombang udah sadar, langsung gue kabarin lo ko!"ucap Kevin tiba-tiba.

Gue menimang-nimang perkataan Kevin, antara gue pulang atau disini nungguin Rian.

"Pulang aja La! Elu juga perlu istirahat, bentar lagi lu kan mau married"sahut Fajar.

"Emmm, yaudah deh gue pulang ya, nanti kalau sadar kabarin gue. Soal gue sama Bang Arka, gue aja yang jelasin besok."

☆☆☆

Keesokan harinya.

Gue telah sampai dipelatnas, gue emang sengaja dateng pagi soalnya mau nemuin Rian terlebih dahulu, mau nanya keadaanya sekalian menjelaskan soal kemarin.

"Oy Ting! Liat Mas Jom ngga?"tanya gue pada Ginting saat gue berpapasan dengannya.

"Mana gue tau! Gue ngga liat"sahutnya lalu kemudian pergi.

Astagfirullah, untung temen gue lo Ting! Kalau ngga udah gue tendang ke hati yang lagi baca. Ci Mitzi said: masih gue pantau. Xixixi canda ci.

Gue hanya mengelus dada sabar kalau berurusan dengan Ginting. Kemudian gue pun menjalankan kaki gue kembali.

"Pagi La!"sapa Fajar.

"Pagi A, lo liat Mas Jom ngga A?"

"Masih dikamarnya, kayanya La!"

Gue mengangguk. "Yaudah gue duluan A!" Ucap gue lalu beranjak pergi menuju asrama putra.

"Pin! Panggilin Mas Jom dong!"ucap gue pada Kevin. Kebetulan sekali gue ketemu Kevin di depan asrama putra, jadi ngga usah susah-susah kaya maling deh gue.

"Iye, bentar"sahutnya, lalu kemudian masuk kesalah satu kamar yang pasti kamarnya dengan Rian.

Lima menit kemudian Kevin datang dengan menyeret Rian. Sian banget sih cowo gue diseret-seret, iya kalau diseret kehati author gitu, ini diseret kaya disuruh buat bayar hutang kan ngga banget. (Canda ya xixix)

"Ngapain sih Pin lu main tarik-tarik aja"ucap Rian pada Kevin terlihat kesal.

"Nih La, orangnya. Dia habis selesai mandi langsung gue seret kesini"ucap Kevin tanpa dosa.

"Dipanggil biasa aja kan bisa, napa pake di seret segala"ucap gue pada Kevin.

"Kalau gue panggil biasa ni anak ngga bakalan nyamperin elu"sahut Kevin.

"Yaudah sana Jom, duduk lu berdua, bicarain bener-bener sama Lula"lanjut Kevin sambil mendudukkan Rian di samping gue. Jadi posisinya gue itu nunggu di depan asrama putra dan kebetulan di depan sana ada kursi panjang gitu.

YOU ARE MY HEART || MR Ardianto [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang