18. Rian sakit

633 41 3
                                    

WARNING!!
TYPO BERTEBARAN!!
.
.
.
.

HAPPY READING!!

.
.
.
.

☆☆☆

Gue mulai memeriksa Rian, dengan perasaan khawatir, untung urusan siapa yang memegang data vaksin sudah digantikan oleh Mbak Naf.

Para atlet sudah selesai semua di vaksin, namun Rian masih tak kunjung membuka matanya. Gue menyuruh anak-anak untuk balik saja kekamar masing-masing, karena mereka juga harus vit.

Mereka menuruti omongan gue, bergantian keluar ruang kesehatan.

"Kenapa lu Vin masih disini"sewot gue kepada Kevin

"Gue mau nungguin Jombang lah, kenapa lu yang sewot?"

"Ouh yaudah, tapi sebaiknya lu balik kamar aja deh, lo istirahat dulu sebelum latihan"

"Terserah gue dong, gue kan mau nungguin Jombang sampai sadar"

"Aelah lu Pin ngga ngerti kondisi banget"gumam gue yang masih bisa didengar oleh gue.

"Kalau mau megang, mau ngelus, mau mesra-mesraan silahkan aja. Tapi gue disini aja mau nungguin Jombang sadar"ucap Kevin masih tetap kekeh.

"Sakarepmu Pin"gue memutar bola mata malas

"Lah lu udah tau?"ucap gue lagi ketika sadar akan omongan Kevin.

"Iya kepo gue soalnya, tapi tenang cuma gue ko yang tau!"sahutnya

"Awas lu ya kalau bocor sebelum waktunya!"gue menatap tajam Kevin.

"Iye-iye"

Gue merubah posisi menjadi duduk menghadap brangkar Rian.

"Ya Allah Mas! Kenapa bisa sampai pingsan gini sih?"ucap gue dengan sebelah tangan menggenggam tangan Rian dan sebelahnya lagi mengusap lembut rambutnya.

"Udah takdir kali"celetuk Kevin sambil memainkan hapenya, namun hanya gue anggap angin lalu.

Satu jam sudah gue dan Kevin menunggu Rian untuk sadar. Namun sayangnya Rian masih betah dengan pingsannya.

Gue mencoba mencek suhu tubuhnya, "Ya Allah, panas banget!"pekik gue karena merasakan dahi Rian yang panas.

"Woy Pin, bangun napa!"gue membangunkan Kevin untuk membantu membawa Rian ke Rumah Sakit.

"Hmmm"Kevin mengerjapkan matanya, "Kenapa La? Lo keliatan panik banget!"

"I...i-itu Pin, Mas Rian!"gue mulai mengeluarkan air mata, karena saking khawatirnya.

"Iya Jombang kenapa?"sahutnya

"Badannya panas banget! Udah satu jam ga sadar-sadar"hancur sudah pertahanan gue, air mata yang daritadi gue tahan kini mengalir deras.

"Hah beneran?"pekik Kevin

"I...i-ya, ayo hiks P-pin bawa k-kerumah sakit hiks"sahut gue sesegukan, sambil menggoyangkan tangan Kevin.

"Yaudah ayo" Kevin langsung berlari kearah Rian dan mengangkat Rian. Sedangkan gue mengambil tas gue yang tak jauh darisana"

Gue menghapus air mata gue sebelum keluar ruangan.

"Udah La? Ayo!"ucap Kevin

"Ayo"

Kevin berjalan duluan dengan langkah cepat menuju mobilnya yang gue ikutin dibelakangnya.

YOU ARE MY HEART || MR Ardianto [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang